GridFame.id- Hingga kini pemerintah terus melaksanakan progam vaksinasi demi mencegah penularan dan penyebaran virus Covid-19 di wilayah Indonesia.
Program vaksinasi ini salah satu cara untuk membantu menekan peningkatan kasus dan juga sebagai imunitas masyarakat.
Seperti diketahui, vaksin bukanlah satu-satunya cara untuk tidak terinfeksi virus corona.
Vaksin hanya membantu seseorang agar menurunkan risiko terkena penyakit Covid-19 yang lebih parah.
Hingga kini Indonesia dan negara-negara lain belum menemukan obat yang benar-benar ampuh melawan virus ini.
Namun kembali lagi, dengan melakukan vaksinasi Covid-19 setidaknya masyarakat terlindungi dari gejala Covid-19 yang lebih parah.
Sehingga tak heran jika pemerintah terus mengupayakan berbagai cara agar masyarakat mau melakukan vaksinasi.
Kendati demikian, tidak sembarang orang dibolehkan melakukan vaksinasi Covid-19.
Mereka yang terindikasi mempunyai komorbid yang cukup serius seperti darah tinggi, jantung, asma, dan diabetes terkadang harus melakukan konsultasi terlebih dahulu bahkan bisa ditunda jadwal vaksinanya.
Namun Anda tak perlu khawatir, melansir dari laman WebMD (17/9/2021) seorang ilmuwan menemukan bahwa ada minuman yang dapat mengurangi risiko terpapar Covid-19 tanpa melalui vaksinasi hingga 10 persen.
Minuman tersebut adalah salah satu minuman yang sering dijumpai di Indonesia, yakni kopi.
Dirinya menyatakan, konsumsi satu cangkir kopi atau lebih per hari dapat mengurangi risiko terinfeksi Covid-19 dibanding mereka yang tidak mengonsumsi.
Temuan tersebut dijelaskan dalam artikel mengenai nutrisi dan perlindungan Covid-19 yang baru-baru ni diterbitkan di jurnal Amerika Nutriens.
Tidak hanya konsumsi kopi, memakan sayuran setidaknya 0,67 porsi sayur juga bisa dapat menurunkan risiko terpapar Covid-19.
“Nutrisi seseorang mempengaruhi kekebalan,” ujar penulis senior Marilyn Cornelis, professor kedokteran penceggahan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feiberg, di Chicago, AS.
Riwayat pernah mendapatkan ASI di masa bayi juga berkaitan dengan penurunan risiko terken Covid-19 sebesar 10 persen.
Sebaliknya, konsumsi daging proses atau daging olahan tampak akan meningkatkan risiko terkena Covid-19.
Tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk konsumsi daging merah segar.
“Hubungannya mungkin bukan berkaitan dengan daging sama sekali, tetapi lebih kepada proses pembuatan makanan-makanan tersebut. Ini hanya hipotesis, tapi karena Covid-19 sesuatu yang baru tentu penelitian yang lebih banyak dibutuhkan,” tutup Cornelis.
***