Diberitakan harian Kompas, 24 Juli 1999, Basuki mempunyai pengalaman yang menarik soal contek- menyontek.
Saat itu anak Basuki duduk di kelas 2 di salah satu SMA di Jakarta dan bercerita soal pengalamannya mencontek.
Menurut anaknya, teman-teman di sekolahnya itu, sebagian besar menyontek.
Lalu anak Basuki bertanya pada ayahnya sekaligus meminta izin diperbolehkan mencontek seperti teman-temannnya.
"Aku boleh nyontek atau tidak, karena sebagian besar temanku menyontek. Kalau nggak nyontek nilaiku empat, dan nggak naik kelas," ucap Basuki.
Mendengar pertanyaan itu, Basuki terkejut dan langsung memberi nasihat mendalam untuk anaknya.
"Daripada kamu menyontek, lebih baik kamu tidak naik kelas. Kalau kamu menyontek dan tetap tidak naik kelas, bagaimana? Percuma kan? Nggak usah ikut- ikutan temanmu," kata Basuki.
"Bapakmu enggak apa-apa kalau kamu sampai nggak naik kelas. Yang penting, kamu jujur pada diri sendiri. Untuk apa nyontek dan naik kelas, tetapi otakmu kosong dan kelakuanmu nol?" lanjut dia.
Bagi Basuki, kebiasaan menyontek merupakan bibit dari kebiasaan bohong dan korupsi yang seharusnya dihilangkan dari anak sejak dini.