GridFame.id- Berikut kaleidoskop lima (5) cara penyembuhan Covid-19 yang paling banyak dicari sepang tahun 2021.
Covid-19 sudah melanda Indonesia sejak tahun 2020 awal di mana saat itu diumumkan dua warga Depok yang terkonfirmasi positif oleh Presiden Jokowi.
Telah banyak dampak yang diakibatkan oleh varian Covid-19 mulai dari perekonomian, pendidikan, dan juga pola hidup masyarakat.
Banyak perusahaan gulung tukar, tatanan dari beberapa sektor yang terpaksa harus berubah sampai dampak terburuknya banyak masyarakat yang tumbang akibat virus ini.
Jika menilik beberapa bulan sebelumnya, Indonesia sempat mengalami puncak kasus Covid-19 di mana dalam sehari kasus Covid-19 bisa bertambah 30.000 orang dan menyebabkan kematian mencapai 1.000 orang.
Tak heran banyak pencarian terkait penyembuhan Covid-19 yang dicari masyarakat di tahun 2021.
Berikut ini 5 cara penyembuhan mengenai Covid-19 yang paling dicari masyarakat di tahun 2021.
Baca Juga: Begini Saran WHO Agar Pandemi Covid-19 Berakhir di Tahun 2022 Vaksin Booster Kurang Efektif?
1. Cara meningkatkan saturasi oksigen
Saturasi oksigen sendiri adalah nilai yang menunjukkan kadar oksigen seseorang di dalam darah.
Pemerikasaan kesehatan ini penting untuk mengetahui kondisi pasienn yang dirawat apakah sedang kekurangan oksigen atau tidak.
Saat masa pandemi Covid-19 ukuran saturasi oksigen jadi permbahasana banyak orang.
Pasalnya kadar okigen rendah sering dijumpai pada penderita Covid-19 yang berakibat pada sesak napas atau napas pendek.
Maka dari itu pemabahasan ini ramai dicari masyarakat di tahun 2021 untuk membantu pemulihan penderita virus Covid-19.
Orang normal memiliki saturasi oksigen normal di atas 95 persen, namun khsusus pada lansia tingkat saturasi oksigen akan lebih rendah dari anak atau dewasa namun normalnya tidak di bawah angka 95 persen.
Saat seseorang memiliki kadar oksigen di bawah 95 persen maka membutuhkan terapi oksigen terutama bila pasien Covid-19 dengan menggunakan high flow nasal cannula (HFNC).
Ataupun cara yang lebih sederhana yang paling gampang dilakukan yakni dengan melakukan teknik proning.
2. Penyembuhan Covid-19 saat isolasi mandiri
Tidak hanya pasien tanpa gejala Covid-19 mereka yang pernah kontak langung dengan kasus konfirmasi positif juga disarankan melakukan isolasi mandiri.
Topik penyembuhan isoman juga masuk daftar paling dicari dalam trends 2021.
Untuk mengatasi Covid-19 secara mandiri harus dilakukan secara tepat agar penularan ke orang sekitar pun bisa dicegah.
Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP(K) menyampaikan, pada dasarnya isolasi mandiri dapat dilakukan orang dengan hasil tes antigen atau PCR positif Covid-19 tanpa gejala maupun bergejala ringan.
Namun, Erlina menyebut isolasi mandiri di rumah tidak ideal untuk setiap orang. Selain mempertimbangkan kondisi kesehatan pengidap Covid-19, kondisi tempat tinggal juga perlu diperhatikan.
“Kondisi pasien isolasi mandiri di rumah tidak boleh mengalami sesak napas. Atau napasnya lebih dari 24 kali per menit. Atau saturasi oksigen turun di bawah 94 persen. Segera ke klinik atau rumah sakit terdekat,” ujarnya.
Selain itu, Erlina juga menyebutkan beberapa kriteria tempat tinggal yang boleh digunakan untuk isolasi mandiri di rumah. antara lain:
Di rumah ada ruang atau kamar tersendiri yang terpisah dengan anggota keluarga yang lain;
Tidak serumah dengan kelompok berisiko tinggi seperti kalangan lansia, orang dengan daya tahan tubuh lemah, bayi, komorbid (diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dll);
“Jika tidak memenuhi syarat di atas, segera kontak fasilitas kesehatan atau puskesmas terdekat agar dirujuk ke layanan isolasi atau rumah sakit terdekat,” kata dia.
3. Gejala tertentu menerima vaksin Covid-19
Selain mengenai penyembuhan virus corona juga ada topik hangat lainnya mengenai Covid-19.
Sebelumnya pemerintah telah menerapkan persyatan tertentu yang harus dipenuhi masyarakat terkait vaksinasi. Hal ini juga masuk bahasan masyarakat di tahun 2021.
Salah satunya orang yang sedang alami gejala flu tidak disarankan untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19.
Bahkan Centers for Disease Control and Prevention mengatakan seseorang yang mengalami gejala tersebut sebainya tidak datang ke lokasi meski hanya gejala flu ringan.
Menurut ahli apabila seseorang mengalami gejala oenyakit pernapasan bagian atas, seperti flu atau pilek akan dikhawatirkan mereka sebenarnya sedang terkena Covid-19.
Baca Juga: PERHATIAN Varian Covid-19 Omicron Masuk RI Waspadai Gejala dan Pencegahannya Jika Terinfeksi
4. Sembuhkan sesak napas bagi penyintas Covid-19
Sebagian penyintas akan merasakan gejala sesak napas meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Hal ini dikarenakan karena adanya gejala sisa atau sequelae. Gejala sisa yang dimaksud bisa berupa terjadinya penyakit fibrosis paru.
Berdasar informasi yang dihimpun, sesak napas akibat Covid-19 bisa disembuhkan dengan membatasi aktivitas yang memerlukan tenaga ekstra (mengangkat atau memindahkan benda berat, menaiki tangga, serta berhalan kaki beberapa kilometer).
5. Cara mengembalikan anosmia
Anosmia merupakan salah satu dari beberapa gejala yang sering dirasakan penderita Covid-19.
Anosmia adalah suatu kondidi di mana hidung tidak bisa mencium bau atau indra penciuman tidak berfungsi.
Cara penyembuhan gejala ini juga banyak dicari sepanjang tahun 2021.
Pasalnya orang yang menderita anosmia akibat Covid-19 bisa sampai kehilangan selera makan bahkan hingga alami depresi.
Hidung yang tidak bisa mencium bau biasanya muncul dari hidung tersumbat atau peradangan pada hidung.
Peradangan ini bisa membuat saluran pernapasan bengkak dan menghambat kinerja reseptor bau di hidung.
Menurut informasi yang didapatkan, tidak ada obat khusus untuk anosmia namun penderita bisa merangsang kembali penciuman menggunakan essential oil.
Sebagian besar penelitian juga mengatakan indra penciuman bisa sembuh sendiri dalam kurun waktu 3 minggu.