GridFame.id - Teh panas menjadi minuman favorit sebagian mansyarakat Indonesia.
Baik itu manis ataupun tawar, teh panas digemari karena mampu menghangatkan.
Apalagi jika disajikan dalam saat cuaca dingin atau musim penghujan seperti saat ini.
Beberapa orang juga kerap minum teh panas usai makan pedas karena dianggap lebih mampu menghilangkan rasa pedas.
Sayangnya kebiasaan menyesap teh saat panas bisa jadi malapetaka jika terus dilakukan.
Waduh, kok bisa?
Kanker bisa disebabkan oleh banyak hal, menurut penelitian terbaru, kanker juga bisa dipicu oleh suhu minuman yang kita konsumsi sehari-hari.
Kanker sendiri bisa menyerang bagian tubuh mana saja.
Melansir Mayo Clinic, kanker adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang tak terkendali dan bisa menyerang jaringan tisue tubuh yang normal.
Kanker disebabkan karena adanya mutasi DNA dalam sel-sel tubuh.
Mutasi gen ini bisa menyebabkan percepatan mutasi gen hingga tak terkendali.
Selain itu, mutasi gen juga menyebabkan menyebabkan pertumbuhan sel ini tak mengenal batas alias tak bisa berhenti.
Kaitan suhu minuman dan faktor risiko kanker Penyebab mutasi gen ini bisa terdiri dari dua faktor. Yang pertama, adalah mutasi gen yang terbawa semenjak lahir, diturunkan dari orang tua yang mengalami mutasi gen.
Dan yang kedua, adalah mutasi yang terjadi setelah lahir. Nah, penyebab mutasi kedua ini sangat beragam.
Karena kanker adalah penyakit dengan angka kematian tinggi, maka berbagai penelitian pun terus diadakan.
Dan di penelitian terbaru, para ilmuwan menyatakan bahwa ada kaitan erat antara suhu minuman yang kita konsumsi dengan peluang risiko terjadinya mutasi gen pada tubuh kita.
Mengutip dari express.co.uk, sebuah studi menyimpulkan bahwa mengonsumsi teh dengan suhu sangat tinggi terlalu sering bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer tersebut melibatkan sekitar 50 ribu orang yang sebagian besar di antaranya hobi menyesap kopi, teh, dan berbagai jenis minuman sangat panas lainnya.
Farhard Islami dari American Cancer Society menyatakan bahwa menyesap teh yang terlalu panas bisa meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan atau kanker esofagus.
"Dibandingkan dengan mereka yang meminum kurang dari 700 ml teh di bawah suhu 60 derajat celcius per hari, mereka yang meminum lebih dari 700 ml teh panas per hari memiliki kenaikan risiko terkena kanker kerongkongan hingga 90 persen," ujar Farhard.
Tapi benarkah teh panas saja bisa memicu kanker? Melansir Healthline, kebiasaan meminum teh bersuhu panas memang bisa memicu kanker jika kebiasaan kita ini diikuti dengan berbagai kebiasaan buruk lainnya.
Seperti merokok, minum alkohol, mengunyah tembakau, diet tak seimbang dan tubuh yang terlalu sering terpapar polusi.
Kanker kerongkongan sendiri ada dua. Pertama adalah squamous cell carcinoma, yaitu kanker yang terjadi ketika sel tipis di dalam lapisan kerongkongan mengalami mutasi.
Yang kedua adalah adenocarcinoma, yaitu kanker yang bermula dari saluran lendir di dalam kerongkongan.
Kanker kerongkongan tipe squamous cell carcinoma adalah kanker yang kerap dikaitkan dengan kebiasaan minum teh dalam suhu terlalu panas.
Jadi agar risiko terkena kanker ini tak meningkat, sebaiknya konsumsi teh dalam suhu yang aman, di bawah 60 derajat celcius.
Juga, hilangkan kebiasaan buruk lainnya yang bisa merusak tubuh.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Benarkah Kebiasaan Menyesap Teh Terlalu Panas Bisa Memicu Kanker?"