GridFame.id - Siapa yang suka minum teh setiap hari?
Teh merupakan salah satu minuman favorit masyarakat Indonesia
Teh juga dikenal sebagai seduhan minuman yang cocok dikonsumsi pagi atau sore hari.
Tanaman teh sendiri banyak tumbuh di beberapa wilayah di Indonesia.
Bukan hanya enak, teh juga memiliki banyak khasiat dan manfaat.
Mulai dari kecantikan hingga kesehatan bisa ditingkatkan dengan tanaman alami satu ini.
Sayangnya kelezatan minum teh tak bisa terus-terusan dirasakan.
Pasalnya dibalik kenikmatannya, minum teh juga memiliki bahaya yang tak main-main.
Apa itu?
Teh adalah salah satu minuman yang paling populer. Beberapa varietas teh yang paling digemari adalah teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Minum secangkir teh panas dapat menenangkan, tetapi manfaat dari minuman ini tidak berhenti di situ. Penelitian modern menunjukkan bahwa senyawa tanaman dalam teh dapat berperan dalam mengurangi risiko penyakit kronis, seperti kanker, obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Meskipun konsumsi teh adalah pilihan yang sangat sehat bagi kebanyakan orang, minum teh lebih dari 3-4 cangkir (710-950 ml) per hari dapat mendatangkan efek samping negatif. Efek terlalu banyak minum teh Dilansir dari Healthline, berikut adalah 7 alasan tidak boleh minum teh terlalu banyak: 1. Mengurangi penyerapan zat besi Teh adalah minuman yang kaya akan tanin. Senyawa ini dapat mengikat zat besi dalam makanan tertentu, membuatnya tidak dapat diserap di saluran pencernaan. Kekurangan zat besi adalah salah satu kekurangan nutrisi yang paling umum di dunia, dan jika seseorang memiliki kadar zat besi yang rendah, asupan teh yang berlebihan dapat memperburuk kondisi tersebut. Penelitian menunjukkan, tanin dalam teh lebih mungkin menghambat penyerapan zat besi dari makanan nabati dibandingkan dari makanan hewani. Jumlah tanin yang dalam teh dapat sangat bervariasi, bergantung pada jenis dan cara penyajiannya. Oleh sebab itu itu, membatasi minum teh dengan maksima 3 cangkir atau lebih sedikit (710 ml) per hari kemungkinan merupakan kisaran yang aman bagi kebanyakan orang.
2. Meningkatkan kecemasan, stres, dan kegelisahan Daun teh secara alami mengandung kafein. Terlalu banyak mengonsumsi kafein dari teh, atau sumber lainnya, dapat menyebabkan perasaan cemas, stres, dan gelisah. Secangkir teh rata-rata (240 ml) mengandung sekitar 11-61 mg kafein, bergantung pada varietas dan metode pembuatannya. Teh hitam cenderung mengandung lebih banyak kafein daripada varietas teh hijau dan teh putih. Di samping itu, semakin lama waktu menyeduh teh, semakin tinggi kandungan kafeinnya. Penelitian menunjukkan bahwa dosis kafein di bawah 200 mg per hari tidak mungkin menyebabkan kecemasan yang signifikan pada kebanyakan orang. Namun, beberapa orang lebih sensitif terhadap efek kafein daripada yang lain dan mungkin perlu membatasi asupan kafein secara lebih ketat. 3. Kurang tidur Karena teh secara alami mengandung kafein, asupan yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur. Melatonin adalah hormon yang memberi sinyal pada otak bahwa sudah waktunya untuk tidur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat menghambat produksi melatonin, yang mengakibatkan kualitas tidur yang buruk. Kurang tidur dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti kelelahan, gangguan memori, dan berkurangnya tingkat fokus. Terlebih lagi, kurang tidur yang parah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan kontrol gula darah yang buruk. Beberapa penelitian telah menemukan, hanya 200 mg kafein yang dikonsumsi 6 jam atau lebih sebelum tidur dapat mempengaruhi kualitas tidur secara negatif , sedangkan penelitian lain tidak menemukan efek yang signifikan.
4. Mual Senyawa tertentu dalam teh dapat menyebabkan mual, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau saat perut kosong. Tanin dalam daun teh bertanggung jawab atas rasa pahit dan kering pada teh. Sifat astringen tanin juga dapat mengiritasi jaringan pencernaan dan berpotensi menyebabkan gejala tidak nyaman, seperti mual atau sakit perut. Orang yang lebih sensitif mungkin mengalami gejala mual setelah minum sedikitnya 1-2 cangkir (240-480 ml) teh, sedangkan orang lain mungkin dapat minum lebih dari 5 cangkir (1,2 liter) tanpa mengalami mual. 5. Sakit maag Kafein dalam teh dapat menyebabkan mulas atau memperburuk gejala refluks asam yang sudah ada sebelumnya . Penelitian menunjukkan, kafein dapat mengendurkan sfingter yang memisahkan kerongkongan dari perut, memungkinkan asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Tentu saja, minum teh belum tentu menyebabkan sakit maag. Orang-orang merespons dengan sangat berbeda terhadap paparan makanan yang sama. Namun, jika seseorang secara rutin mengonsumsi teh dalam jumlah besar dan sering mengalami sakit maag, mungkin ada baiknya untuk mengurangi asupan dan melihat apakah gejalanya membaik.
6. Sakit kepala Asupan kafein intermiten dapat membantu meringankan beberapa jenis sakit kepala. Namun, bila dikonsumsi berlebihan, efek sebaliknya dapat terjadi. Konsumsi rutin kafein dari teh dapat menyebabkan sakit kepala berulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sedikitnya 100 mg kafein per hari dapat berkontribusi pada kambuhnya sakit kepala setiap hari, tetapi jumlah pasti yang diperlukan untuk memicu sakit kepala dapat bervariasi berdasarkan toleransi individu. Jika mengalami sakit kepala berulang dan berpikir itu mungkin terkait dengan asupan teh, cobalah mengurangi atau menghilangkan minuman ini dari makanan sehari-hari untuk sementara waktu agar dapat melihat apakah gejala membaik.
7. Komplikasi kehamilan Paparan kafein tingkat tinggi dari minuman seperti teh selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti keguguran dan berat badan bayi lahir rendah. Data tentang bahaya kafein selama kehamilan beragam dan masih belum jelas secara pasti berapa takaran yang aman. Namun, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa risiko komplikasi tetap relatif rendah jika menjaga asupan kafein harian di bawah 200-300 mg. Adapun kandungan kafein total dalam teh dapat bervariasi, tetapi biasanya berkisar antara 20-60 mg per cangkir (240 ml). Jadi, untuk berhati-hati, sebaiknya jangan minum lebih dari sekitar 3 cangkir (710 ml) per hari. Minum teh herbal bebas kafein mungkin bisa dijadikan pengganti teh biasa untuk menghindari paparan kafein selama kehamilan. Namun, tidak semua teh herbal juga aman dikonsumsi selama kehamilan. Misalnya, teh herbal yang mengandung black cohosh atau licorice dapat menyebabkan persalinan prematur dan harus dihindari.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "7 Alasan Tidak Boleh Minum Teh Berlebihan, Bisa Sebabkan Kurang Tidur"