GridFame.id - Penyanyi Ashanty positif Covid-19 usai liburan dari Turki, hal ini lantas membuat istri Anang Hermansyah ini dihujat.
Loh kok bisa?
Warganet banyak menuliskan komentar miring terkait kabar Ashanty positif Covid-19 yang diduga varian Omicron.
Kekesalan warganet ini ternyata lantaran himbauan Presiden RI, Joko Widodo yang pernah meminta warga untuk tidak berpergian ke luar negeri.
Namun keluarga Anang Hermansyah berpergian ke Turki lantaran ada kumpul keluarga.
Ashanty pun sempat menuliskan klarifikasinya terkait perjalanan ke Turki, diakuinya ada beberapa urusan salah satunya bertemu keluarga besar Gen Halilintar usai beberapa tahun tidak bertemu.
Meski sudah memberikan klarifikasi, namun masih ada netizen yang menghujatnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo sempat mengimbau warga dan pejabat negara untuk tidak bepergian ke luar negeri sementara waktu.
Imbauan Presiden menyusul pengumuman Menteri Kesehatan atas munculnya kasus pertama infeksi virus corona varian Omicron di Tanah Air.
Varian Omicron terdeteksi pada seorang pekerja di Wisma Atlet Kemayoran yang terinfeksi covid-19.
Selain imbauan untuk tidak ke luar negeri, Presiden Jokowi pun meminta masyarakat segera divaksin, dikutip dari KompasTv.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan seluruh masyarakat untuk tidak menganggap remeh varian B.1.1.529 atau Omicron.
WHO Sebut Omicron Bukan Penyakit Ringan
WHO mengatakan, varian Omicron diketahui tidak menyebabkan penyakit parah, tetapi lebih cepat menular dibandingkan varian sebelumnya.
Pihaknya juga menyebut infeksi Covid-19 akibat varian Omicron tak boleh dikategorikan sebagai penyakit ringan.
"Meskipun Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, tidak berarti dikategorikan ringan," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa.
"Sama seperti varian sebelumnya, Omicron membuat orang dirawat di rumah sakit dan membunuh manusia," lanjutnya.
Melansir Reuters, Kamis (6/1/2022) Tedros memperingatkan potensi 'tsunami' Covid-19 akibat infeksi global melonjak karena varian Omicron dan Delta.
Baca Juga: Begini Saran WHO Agar Pandemi Covid-19 Berakhir di Tahun 2022 Vaksin Booster Kurang Efektif?
Hal ini akan menyebabkan sistem perawatan kesehatan kewalahan.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, pimpinan WHO untuk manajemen klinis Janet Diaz memaparkan, bahwa studi awal menunjukkan risiko rawat inap akibat Omicron lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta.
Varian yang pertama kali diidentifikasi di Afrika selatan dan Hong Kong pada November 2021 ini, tampaknya tidak menyebabkan keparahan penyakit pada kelompok usia muda dan dewasa.
Pernyataan terkait penurunan risiko penyakit parah dibarengi dengan data lain, termasuk riset dari Afrika Selatan dan Inggris.
Akan tetapi, laporan yang ada sejauh ini tidak memberikan rincian lengkap tentang studi maupun usia pasien yang dianalisis.
Dampak varian Omicron pada orang tua merupakan salah satu pertanyaan besar yang belum terjawab, karena sebagian besar kasus yang dipelajari meneliti kelompok usia yang lebih muda.
Di samping itu, Tedros mengulangi seruannya untuk kesetaraan global terkait distribusi dan akses ke vaksin Covid-19.
"Berdasarkan tingkat peluncuran vaksin saat ini, 109 negara tidak dapat mencapai target WHO untuk 70 persen populasi dunia untuk divaksinasi penuh pada Juli," kata Tedros.
Target ini, dinilai dapat mengakhiri pendemi Covid-19 yang telah berjalan selama dua tahun.
"Vaksin booster di sejumlah kecil negara tidak akan mengakhiri pandemi sementara miliaran orang sama sekali tidak terlindungi (vaksin)," katanya.
Penasihat WHO Bruce Aylward mengatakan, sebanyak 36 negara bahkan belum mencapai 10 persen cakupan vaksinasi Covid-19.
Sebanyak 80 persen pasien yang mengalami penyakit parah di seluruh dunia belum divaksinasi. Dalam laporan epidemiologi mingguannya, WHO mengatakan kasus Covid-19 meningkat 71 persen atau 9,5 juta kasus dalam sepekan.
Sementara kasus kematian akibat infeksi virus corona turun 10 persen, atau sekitar 41.000 kasus.
Di sisi lain, pemimpin teknis WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove menyinggung munculnya varian terbaru B.1.640 atau varian IHU yang diidentifikasi di Perancis.
Dia mengatakan, varian ini pertama kali tercatat di sejumlah negara pada September 2021 lalu, termasuk di antara varian yang dipantau oleh WHO, namun belum menyebar secara luas.
Untuk diketahui, ada dua kategori lain yang digunakan WHO untuk melacak varian yaitu variant of concern yang mencakup Delta dan Omicron, serta variant of interest, dikutip dari Kompas.com.