Find Us On Social Media :

Menunda dan Tidak Membayar Utang Padahal Mampu, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Hukum menunda/tidak segera membayarkan kewajiban (utang) menurut pandangan islam

GridFame.id- Normalnya utang-piutang dalam agama Islam sesuatu hal yang diperbolehkan.

Terutama memberikan pinjaman kepada keluarga/saudara yang membutuhkan dan kekurangan secara ekonomi.

Meski begitu bagi penerima pinjaman juga mempunyai kewajiban dalam mengembalikan/ membayar utang tersebut.

Menyepelekan masalah utang-piutang adalah hal yang perlu kita hindari, salah satunya menunda/tidak membayar pinjaman.

Sangat berat hukuman bagi mereka (penerima pinjaman) yang tidak segera memenuhi kewajibannya.

Ketahuilah, para penerima pinjaman mempunyai kewajiban dalam membayarkan utang.

Baca Juga: Demam Spirit Doll Dikalangan Selebgram hingga Artis Buya Yahya Beri Tanggapan: Boneka Tetap Boneka

Bagi mereka yang tidak berniat membayar atau cenderung menunda-nunda pembayaran utang, bisa dianggap sebagai suatu kezaliman.

“Menunda pembayaran bagi orang mampu, itu merupakan bentuk kezaliman. Orang yang berpiutang mesti tunduk kepada orang yang berutang,” (HR.Al.Bukhari)

Dalam Alquran, Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar jika bermuamalah yakni melakukan utang piutang harus dicatat dan dibayar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 282:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menuliskannya. (QS. Al Baqarah: 282).