Find Us On Social Media :

Bertahun-Tahun Diderita Novi Amelia Sebelum Terjun dari Lantai 8 Apartemen, Ternyata Ini Gejala dan Penyebab Skizofrenia Penyakit Mental Kronis Serta Cara Mengatasinya

Ilustrasi skizofrenia

GridFame.id - Beberapa waktu terakhir jagat maya dihebohkan dengan kasus bunuh diri wanita cantik mantan model majalah dewasa.

Polisi membenarkan identitas wanita berinisial LA (35) yang tewas usai melompat dari Lantai 8 Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan adalah model majalah dewasa, Novi Amelia.

Sosok Novi sempat menghebohkan pada 2012 lalu karena mengemudi mobil dalam keadaan mabuk hingga menabrak 7 orang di Jalan Gajah Mada itu meregang nyawa akibat bunuh diri.

Novi ditemukan tewas usai melompat dari balkon Apartemen Kalibata City pada Rabu (16/2/2022) pagi.

Novi diduga meninggal dunia akibat bunuh diri dengan cara melompat.

Sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, Novi Amelia diketahui menderita beberapa gangguan mental.

Diantaranya depresi berat hingga skizofrenia.

Sang kuasa hukum juga menyebut Novi sudah menderita skizofrenia selama beberapa tahun terakhir.

Sebenarnya apa gejala dan penyebab skizofrenia?

Baca Juga: Kondisi Parah sampai Bikin Aliando Syarief Menghilang saat Naik Daun, Ternyata Ini 5 Cara yang Bisa Dilakukan Untuk 'Berdamai' dengan Penyakit Mental OCD

Seorang model majalah dewasa Novi Amelia tewas bunuh diri dengan cara melompat dari lantai VII Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Rabu (16/2/2022). Semasa hidup, wanita pemilik nama asli Linda Astuti itu diketahui memiliki sejumlah masalah kesehatan mental, mulai dari gejala depresi hingga skizofrenia. Menurut kuasa hukum Novi di tahun 2012, Chris Sam Sewu, kliennya pernah menjalani perawatan kejiwaan. Perawatan dilakukan karena masalah depresi dan gangguan kejiwaan yang kerap membuatnya terlibat dalam berbagai masalah.

"Novi pernah berobat menjalani pemeriksaan kejiwaan beberapa tahun lalu," ujar Chris seperti yang pernah dilansir Kompas.com. Chris kala itu juga mengungkapkan, Novi yang memulai karier sebagai model di tahun 2004 pernah beberapa kali berkonsultasi ke psikiater. Dia menanyakan soal munculnya suara-suara yang kerap didengar, dan kondisi ini dikenal sebagai salah satu gejala skizofrenia. Lantas, apa sebenarnya gangguan skizofrenia itu?

Apa gejala, penyebab, serta perawatan seperti apa yang harus dilakukan untuk orang-orang yang mengidap skizofrenia?

Baca Juga: Detik-detik Menegangkan, Sekuriti Apartemen Kalibata City Sempat Cegah Model Novi Amelia Loncat Dari Lantai 8

Mengenal skizofrenia Skizofrenia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan kronis.

Orang dengan gangguan ini biasanya akan mengalami distorsi realitas, sering kali dalam bentuk delusi atau halusinasi. Meskipun perkiraan yang tepat sulit diperoleh, skizofrenia dapat memengaruhi kurang dari satu persen populasi. Kesalahpahaman tentang gangguan ini pun kerap terjadi. Misalnya, beberapa orang berpikir skizofrenia menciptakan kepribadian ganda. Faktanya, skizofrenia dan kepribadian ganda — secara tepat disebut gangguan identitas disosiatif — adalah dua gangguan yang berbeda. Skizofrenia dapat terjadi pada pria dan wanita dari segala usia.

Pria sering mengalami gejala di akhir usia belasan atau awal 20-an. Sementara wanita cenderung menunjukkan tanda-tanda di usia akhir 20-an dan awal 30-an.

Baca Juga: Namanya Ikut Disorot Usai Mantan Kekasih Ngaku Derita OCD, Intip Biodata Prilly Latuconsina Eks Aliando Syarief yang Ternyata Pernah Idap Gangguan Mental yang Sama Gejala skizofrenia Ada pun gangguan skizofrenia dapat dideteksi sejak usia remaja atau di awal 20-an dengan gejala awal, antara lain: • Mengisolasi diri dari teman dan keluarga • Berganti teman atau grup sosial • Perubahan fokus dan konsentrasi • Masalah tidur • Iritabilitas dan agitasi • Kesulitan dengan tugas sekolah atau prestasi akademik yang buruk • Kecemasan • Kecurigaan yang tidak jelas • Ide-ide aneh • Merasa berbeda dari yang lain Tidak hanya itu, gangguan skizofrenia lebih lanjut juga dapat ditandai dengan beberapa gejala seperti: • Halusinasi Pengalaman yang tampak nyata tetapi diciptakan oleh pikiran sendiri, termasuk melihat sesuatu, mendengar suara, atau mencium hal-hal yang tidak dialami orang lain di sekitar kita. • Delusi Bisa terjadi ketika penderitanya mempercayai sesuatu meskipun ada bukti atau fakta yang bertentangan.

Paranoia Kondisi ketika seseorang sangat tidak percaya pada orang lain atau sangat yakin bahwa kita sedang diikuti atau dianiaya.

Baca Juga: Demam Pilek Serta Sakit Tenggorokan, Kapan Harus Swab Antigen atau PCR? Begini Penjelasan Satgas Covid-19

  Penyebab skizofrenia Penyebab pasti skizofrenia sampai saat ini belum diketahui. Namun, para peneliti medis percaya beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap gangguan ini. Termasuk dalam hal yang berkontribusi dalam gangguan ini adalah aspek biologis, genetik, dan lingkungan. Misalnya dalam hal genetika, orang dengan riwayat keluarga skizofrenia biasanya memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan ini. Kemudian untuk faktor-faktor risiko lainnya yang mungkin dapat menyebabkan skizofrenia antara lain paparan virus, malnutrisi sebelum lahir atau selama masa bayi, menggunakan obat-obatan tertentu, dan depresi. Penelitian saat ini juga menunjukkan, tes pencitraan yang diselesaikan pada orang dengan skizofrenia dapat menunjukkan kelainan pada struktur otak tertentu dan penelitian lain masih terus berlanjut. Perawatan untuk gangguan skizofrenia Tidak ada obat khusus untuk skizofrenia. Perawatan saat ini berfokus pada pengelolaan atau pengurangan keparahan gejala. Maka, penting untuk mendapatkan perawatan dari psikiater atau profesional kesehatan mental yang berpengalaman merawat orang dengan gangguan ini. Lebih lanjut, berikut ini terdapat sejumlah perawatan yang mungkin dapat dilakukan bagi orang-orang dengan gangguan skizofrenia.

Baca Juga: Bukan Cuma Penyakit Bawaan Diabetes, Ternyata Komorbid Ini yang Paling Mematikan Ketika Terpapar Covid-19

• Obat-obatan Obat antipsikotik adalah pengobatan yang paling umum untuk skizofrenia. Obat dapat membantu mengelola halusinasi dan delusi. • Intervensi psikososial Pilihan perawatan lain untuk skizofrenia adalah intervensi psikososial. Ini termasuk terapi individu untuk membantu mengatasi stres dan penyakit. Pelatihan sosial juga dapat meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi. • Rehabilitasi Rehabilitasi dapat memberi kita keterampilan yang dibutuhkan untuk kembali bekerja. Ini mungkin membantu mempertahankan pekerjaan biasa lebih mudah. • Dukungan keluarga dan pendidikan Jika kita atau seseorang yang kita sayangi telah didiagnosis menderita skizofrenia, mendapat dukungan dari keluarga dan teman dapat membantu menurunkan stres dan menciptakan perasaan inklusi. Ada program pendidikan yang tersedia untuk anggota keluarga yang dapat membantu semua orang mengenali gejala dan memberikan dukungan bila diperlukan.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak situs web Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Baca Juga: Astaga, Bahaya Banget! Sering Rasakan Ngilu di Tulang Pipi Ternyata Bisa jadi Tanda Sederet Penyakit Mengerikan Bersarang di Tubuh, Cek Sebelum Terlambat!

Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul " Mengenal Skizofrenia, Penyakit Novi Amelia Sebelum Bunuh Diri"