GridFame.id - Dampak nyata perang Rusia-Ukraina pada Indonesia ternyata tak main-main.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, serangan militer Rusia ke Ukraina akan berdampak terhadap Indonesia.
Terutama dari sektor perdagangan dengan kedua negara.
"Pengaruhnya tidak hanya dirasakan di kawasan tersebut, di Eropa, tetapi juga di kawasan lain. Kita akan terdampak dalam konteks aliran perdagangan," kata Faizasyah dalam press briefing yang dilakukan secara daring, Kamis (24/2/2022) dikutip dari Kompas.com.
Indonesia memiliki hubungan kedekatan baik dengan Ukraina dan Rusia.
Kedekatan tersebut terbentuk baik kaitannya dengan hubungan perdagangan hingga investasi.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga telah menekankan agar negara-negara di dunia tak menambah persoalan di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Pasalnya, perang antara Rusia dan Ukraina bakal mempersulit proses pemulihan baik dari sisi kesehatan maupun pertumbuhan ekonomi akibat Covid-19.
Harga minyak dunia pun ikut anjlok hingga Pertamina ikut memberi tanggapan.
Baca Juga: Dampak Nyata Perang Rusia dan Ukraina Pada Indonesia, Harga LPG Bisa Melambung!
Perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina berimbas pada kenaikan harga minyak global. Buktinya, harga minyak mentah acuan sudah menembus rekor harga tertinggi sejak 2014.
PT Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di sektor migas memastikan terus memonitor kondisi global yang terjadi termasuk dinamika politik Rusia-Ukraina.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan, dalam pemenuhan pasokan minyak mentah (crude), produk (BBM) maupun LPG, Pertamina memiliki sumber yang bervariasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Hal ini pun membuat adanya fleksibilitas suplai pasokan.
Selain itu, pengadaan yang dilakukan berbasis jangka panjang. Pertamina juga melakukan penyesuaian dengan skema jangka pendek baik untuk minyak mentah maupun produk BBM dan LPG yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan diklaim dengan perencanaan yang matang.
"Sebagian minyak mentah kebutuhan dalam negeri disuplai melalui portfolio Pertamina yaitu Subholding Upstream, dan juga produksi dalam negeri," terang Fajriyah kepada Kontan.co.id, Kamis (24/2).
Fajriyah melanjutkan, Pertamina secara konsisten berupaya mempertahankan kinerja operasional hulu sampai hilir sekaligus berupaya meningkatkan ketahanan energi nasional.
Adapun, kenaikan harga minyak dunia yang menembus US$ 100 per barel diakui bakal memberikan tekanan pada kinerja keuangan hilir Pertamina.
"Pertamina terus melakukan kajian dan evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait rencana penyesuaian harga jual eceran BBM Non Subsidi. Pertamina akan comply dengan regulasi Kepmen ESDM No 62 Tahun 2020," pungkas Fajriyah.
Baca Juga: Ngeri! Ini Bahaya Stres pada Penderita Diabetes dan Cara Mengatasinya
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kontan.co.id dengan Judul "Konflik Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Melonjak, Begini Tanggapan Pertamina"