Terlalu sering mengonsumsi makanan yang tinggi kalori bisa membuat tubuh menjadi cepat gemuk. Salah satu makanan yang tinggi kalori adalah gorengan.
Hal itu lantaran gorengan pada umumnya dimasak dengan minyak yang banyak. Cara pengolahan ini akan menambahkan banyak kalori pada makanan.
Selain itu, gorengan biasanya terbuat dari tepung yang juga kaya kalori dan lemak. Misalnya, satu porsi kentang panggang biasanya mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak.
Jika digoreng, kalori di dalamnya menjadi 319 kalori dan 17 gram lemak.
2. Gorengan mengandung lemak trans yang tinggi
Gorengan umumnya dimasak dengan minyak pada suhu yang sangat tinggi. Proses ini akan memicu pembentukan lemak trans.
Selain itu, makanan yang digoreng sering kali dimasak dengan minyak sayur yang telah diproses dan mengandung lemak trans sebelum dipanaskan.
Tentunya, cara ini akan membuat gorengan menjadi makanan yang tinggi lemak trans di dalamnya.
Inilah alasan mengonsumsi gorengan terlalu sering tidak disarankan. Sebab lemak trans banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes, hingga obesitas.
3. Gorengan mengandung akrilamida
Akrilamida merupakan zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang.
Zat ini dibentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagine.
Makanan gorengan yang dibuat dengan tepung seperti bakwan, donat, tahu goreng, hingga kentang goreng memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi.
Jika dikonsumsi terlalu sering, risiko kita mengalami kanker akan semakin tinggi pula. Akrilamida pada makanan juga bisa memicu gangguan ginjal, kanker endometrium dan ovarium.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Alasan Makan Gorengan Tidak Disarankan saat Sahur dan Buka Puasa",