Ia pun sampai gunakan alat cemoport untuk masukkan obat-obatan saat kemoterapi.
Ia pun cuma bisa mengharapkan keajaiban dari Tuhan agar bisa sembuh. "Dibilang capek ya capek masih banyak perjuangan yg harus d jalan kan, dan sekarang kemana2 harus ikut alat si cemoport ini stiap jalan nya..proses cemo apadalah proses yg paling menakutkan bagi saya..
Tapi saya bs apa selain pasrah dan menjalankan nya..berharap ada keajaiban dan allah mau berbaik hati menggangkat segala penderitaan yg sedang ku jalani..dan smoga orang2 yg ada di samping saya mau lebih sabar lagi menghadapi saya dgn segala kekurangan saya," pungkasnya.
Bahaya Kanker Payudara
Meski pandemi Covid-19 sedang melonjak tinggi kasusnya di Indonesia, tetapi masyarakat tetap diminta untuk waspada dan jangan lupa deteksi dini kanker payudara. Berdasarkan data Globocan 2020, kasus kanker payudara terus meningkat di Indonesia dengan kejadian pada 2020 sebanyak 65.858 kasus baru dan 22.430 meninggal dunia akibat kanker payudara.
Dengan kondisi ini, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru Sudoyo SpPD KHOM FINASIm FACP mengatakan, penting sekali bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker payudara ini.
"Penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, sebab 70 persen pasien ditemukan pada stadium lanjut, padahal jika ditemukan pada stadium awal, kesemaptan penyembuhan menjadi lebih besar," kata Aru dalam diskusi daring bertajuk Ragam Terapi Kanker Payudara, Senin (12/7/2021).
Deteksi dini kanker payudara Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri atau dikenal dengan singkatan SADARI.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap bulan, atau bisa 7-10 setelah hari pertama menstruasi. Berikut langkah melakukan SADARI.
1. Pakai cermin
Berdiri di depan cermin dan angkat tangan Saat melakukan langkah ini, pastikan bahu lulur sejajar.