Ini artinya selama alat yang digunakan saat kejadian tersebut steril kemungkinan risiko penularan juga kecil.
“Untuk hepatitis B dan C karena menular lewat luka dan cairan tubuh termasuk darah,” jelasnya dikutip GridFame.id dari KOMPAS.
“Tapi selama menjaga streilitas dan tahapan prosedur yang benar, maka risiko ini menjadi sangat kecil. Terutama untuk transfusi darah yang sudah melalui penapisan berlapis untuk adanya virus hepatitis,” imbuhnya.
Sedangkan untuk alat bekam dan tato, dokter Eka menyebut harus menggunakan alat steril yang penggunaannya tidak berganti-ganti antar orang.
Senada dengan dokter Eka, Dekan Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH juga menyebut hal yang sama.
Menurutnya prinsip penggunaan benda tajam yang tidak steril akan berpotensi lebih tinggi terhadap suatu penyakit apapun.
“Jadi kalau alat bekam, jarum suntik, tindik, pisau cukur tidak steril bisa menularkan ke orang lain,” tegasnya.
Baca Juga: Ngeri Hepatitis Misterius Menjalar di RI Pasien Sempat Mengeluh Menderita Gejala Ini