GridFame.id – Penyebaran penyakit hepatitis akut di Indonesia menjadi salah satu kekhawatiran masyarakat saat ini.
Usai dua tahun lalu WHO mengumumkan Covid-19 sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) kini WHO kembali memberi kabar bahwa hepatitis akut menjadi KLB.
Menyebarnya penyakit hepatitis akut ke 12 negara akhirnya membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WH) menetapkan KLP pada 15 April 2022.
Virus hepatitis akut awalnya dilaporkan keberadaannya di Inggris Raya pada 5 April 2022 lalu.
Kemudian terus menginfeksi hingga pada 8 April, ada setidaknya 3 negara yang melaporkan terkait kasus tersebut hingga saat ini menjadi 12 negara yang telah terinfeksi.
Penyakit hepatitis akut umumnya menyerang anak-anak di bawah hingga 16 tahun dan menyebabkan pasien meninggal dunia jika tidak tertangani dengan tepat.
Hingga kini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan ada 15 kasus hepatitis akut dengan total penderita meninggal sebanyak 5 orang.
Atas pernyataan tersebut, penting bagi kita untuk mengetahui pencegahan yang tepat agar tidak mudah terinfeksi penyakit hepatitis akut.
Dokter Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr. Dhani Redhono Harioputro meminta para orang tua untuk mengecek gejala penyakit ini pada anak-anak mereka.
Baca Juga: Baru Mencekam Ini Bedanya Hepatitis Akut vs Hepatitis Biasa Versi Kemenkes
Ia mengaku bahwa penyakit hepatitis akut ini memiliki ciri-ciri yang cukup mencolok. Adapun ciri-ciri yang cukup mencolok yakni pada bagian warna kuning pada mata penderita hepatitis akut,
Ini disebabkan dari bilirubin yang tinggi. Di mana jika kadar bilirubinnya semakin tinggi, maka kulit anak akan menjadi kuning.
“Mata yang sharusnya putih jadi kuning. Kemudian bisa terlihat di telapak tangan dan kaki. Air seninya juga bewarna seperti teh. Kadang disertai feses yang bewarna pucat,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi UNS.
Selain nampak pada ciri tersebut ia mengungkapkan bahwa penderita juga biasanya akan mengalami demam, mual, muntah, badan terasa sakit hingga diare. Jika anak memiliki tanda tesebut, ia menyarankan agar para orang tua dapat segera membawa anak mereka ke dokter.
Untuk melakukan pencegahan hepatitis akut pada anak, ia menghimbau agar masyarakat menaati protokol kesehatan.
Salah satunya penggunaan masker untuk menghindari virus dari mana saja yang bisa masuk sewaktu-waktu.
“Untuk menghindari tetap menggunakan prokes saat ini. Kedua, cuci tangan dulu sebelum kita mengonsumsi makanan karena ini diduga ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi,” jelasnya.
Diminta juga untuk para orang tua agar memeriksakan anak jika muncul gejala ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengetahui diagnosis awal.
Tidak disarankan untuk membawa anak saat sudah muncul gejala yang lebih parah (gejala kuning hingga turunnya kesadaran). Karena jika terlambat dalam membawanya ke penanganan medis, maka peluang dokter untuk menyelamatkan nyawa pasien sangat kecil kecil.