1. Jantung berhenti mendadak Jantung berhenti mendadak (sudden cardiac arrest) adalah kondisi saat jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Jantung bisa berhenti mendadak karena kelainan dan disfungsi pada sinyal elektrik yang mengatur detak jantung. Dalam kondisi ini, jantung berhenti memompa darah ke seluruh bagian tubuh.
Baca Juga: 'Selamat Jalan Mpok Sayang' Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Dunia Komedi Beduka, Pelawak Ini Disebut Meninggal Tak Wajar Padahal Faktanya Begini Hingga Para Artis Syok Jika tidak segera ditangani, jantung berhenti mendadak dapat menyebabkan kematian. Jantung berhenti mendadak bisa disebabkan hipertensi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, serta faktor genetik. Gejala jantung berhenti mendadak bisa dikenali lewat tanda nyeri dada, sering pingsan tanpa penyebab yang jelas, serta faktor keturunan. 2. Serangan jantung Serangan jantung dapat terjadi karena aliran darah ke otot-otot jantung terhambat. Akibatnya, jantung tidak mendapatkan pasokan oksigen dari darah. Dalam beberapa kasus, jantung masih tetap berdetak tapi otot-otot yang tidak mendapatkan oksigen akan mengalami kerusakan. Umumnya serangan jantung disebabkan penyakit jantung koroner. Beberapa gejala serangan jantung antara lain timbul rasa nyeri, ada rasa tertekan di dada atau lengan, demam, muntah-muntah, dan jantung berdebar tidak teratur.
Baca Juga: 'Terasa Banget!' Innalillahi! Dunia Hiburan Berduka Host Ternama Ini Meninggal Setelah Keluhkan Sakit Gigi Hingga Rekan Artis Berkumpul, Ternyata Ini Penyebabnya! 3. Sudden Arrhythmia Death Syndrome (SADS) Penyakit Sudden Arrhythmia Death Syndrome (SADS) merupakan kelainan jantung yang jadi penyebab kematian mendadak pada anak muda. Kelainan yang terjadi karena faktor keturunan ini membuat dinding otot jantung seseorang menebal. Otot jantung yang menebal dapat mengganggu sistem kelistrikan jantung. Akibatnya, detak jantung tidak teratur dan dapat berujung kematian. Kelainan jantung lainnya adalah arteri jantung tidak normal. Saat beraktivitas berat, arteri dapat menjadi padat sehingga mengganggu aliran darah ke jantung. Orang yang mengalami gangguan jantung ini merasakan gejala detak jantung lebih cepat dan kacau. Terkadang sampai pingsan. Seperti beberapa kasus kelainan jantung genetik, SADS juga kerap tidak terdeteksi. Oleh karena itu, jika Anda mengalami nyeri di bagian dada dan keluarga punya riwayat penyakit jantung, segera konsultasikan kondisi kesehatan Anda kepada dokter.
Baca Juga: 'Anak Kami Diduga Ada Kram' Innalillahi Bandung Berduka Eril Ditemukan Meninggal Dunia di Cekungan Bendungan Engehalde, Ridwan Kamil Pilu Sebut Sungai Aare Sedingin Es: Makanya Disebut Musibah 4. Sleep apnea Gangguan tidur apnea (sleep apnea) dapat menyebabkan orang meninggal dunia saat tidur. Sleep apnea terjadi ketika seseorang berhenti bernapas saat tidur selama sepuluh detik, berulang hingga lima kali dalam satu jam. Saat gangguan ini bertambah parah, tubuh bisa gagal bernapas, mengganggu kinerja jantung, dan berujung pada kematian. Gangguan tidur apnea risikonya bisa meningkat pada orang yang obesitas dan punya riwayat penyakit jantung. Penyakit ini bisa dideteksi dengan mengamati gejalanya, seperti kelelahan, mendengkur, sering mengantuk di siang hari, atau nyeri dada saat tidur. 5. Penggumpalan darah Penggumpalan darah biasanya tidak membahayakan kesehatan, karena gumpalan ini dapat terurai dengan sendirinya atau dengan bantuan pengobatan. Akan tetapi, gumpalan darah yang cukup besar dapat menghalangi aliran darah. Jika aliran yang terblokir adalah pembuluh utama yang memompa darah menuju otak atau jantung, penggumpalan darah bisa membuat seseorang meninggal saat tidur.
Baca Juga: 'Disaat Terakhir Keluarga Gak Bisa Hadir' Rest in Peace! Pesohor Ini Meninggal Hari Kamis di Usia Muda, Gelagat Tak Biasa Jelang Ajal Menjemput Buat Keluarga Pilu: Dia Nangis Bareng... Penggumpalan darah yang cukup parah dapat terjadi karena ada trauma seperti luka yang cukup serius, kulit yang tergores, atau darah yang mengental. Gejala yang tampak biasanya terjadi pembengkakan, kulit pucat, timbul rasa sakit, dan napas yang memburu. 6. Keracunan karbon monoksida Kematian mendadak saat tidur bisa disebabkan faktor eksternal, seperti keracunan gas karbon monoksida. Karbon monoksida adalah gas tidak berwarna atau berbau yang dihasilkan bahan-bahan rumah tangga seperti kompor, panggangan, pemanas air, atau mobil yang menyala. Jika gas tersebut terkumpul dan terjebak dalam ruangan yang tertutup, orang yang menghirup udara yang telah terkontaminasi karbon monoksida bisa meninggal. Beberapa kasus keracunan karbon monoksida terjadi karena pemilik rumah tertidur dan lupa mematikan kompor, atau mesin mobil yang sedang dipanaskan di garasi.