GridFame.id - Dunia komedian berduka kehilangan salah satu pelawak senior sudah tiada usai berjuang lawan sakit yang dideritanya.
Sang pelawak meninggal dunia usai berjuang melawan stroke, sebelum berpulang sempat dirawat di rumah sakit.
Keluarga pun mengungkap detik-detik sang pelawak meninggal dunia.
Dikatakan salah satu anggota keluarga, mendiang pelawak senior tidak merespon ketika dibangunkan.
Ternyata pelawak senior sudah tiada dalam kondisi tidur.
Sang pelawak menghembuskan napas terakhirnya ketika tertidur di kediamannya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Keluarga mengatakan tak ada firasat yang berarti orang tercinta akan berpulang selama-lamanya.
Bahkan keluarga mengatakan sang komedian kondisinya sudah sempat membaik dari sakitnya.
Ternyata mendadak sembuh bagi orang-orang yang sakit bisa menjadi tanda orang akan meninggal. Begini penjelasannya!
Pelawak Cahyono Meninggal Dunia
Pelawak senior Cahyono telah beristirahat tenang untuk selama-lamanya.
Cahyono meninggal dunia dalam kondisi tertidur di kediamannya.
Anak Cahyono, Agung menjelaskan ayahnya sebetulnya sudah sempat membaik.
Bahkan, komedian itu bisa jalan seperti biasa usai sempat terkena stroke dan dirawat di rumah sakit beberapa bulan lalu.
"Tadi siang bapak biasa mandi, makan pagi, lalu tadi siang kita bangunkan untuk makan siang ternyata sudah tidak ada dalam kondisi tidur. Tidak merespon langsung kami bawa ke rumah sakit terdekat untuk memastikan," ungkap Agung Cahyono.
Agung mengaku sama sekali tak punya firasat tentang kepergian ayahnya.
"Kalau firasat yang gimana enggak ada karena kita enggak ada yang ngira, kondisinya juga sudah membaik," tutur Agung Cahyono.
Cahyono juga tak memberikan pesan terakhir untuk anak-anaknya.
"Enggak ada, tapi untuk keinginan terakhir hanya ingin mengunjungi kerabat saja di Pulo Gebang karena banyak kerabat dan tinggal lama di sana," ujar Agung.
Pelawak Cahyono sempat tenar dengan Jayakarta Grup kini sudah beristirahat tenang di pusaranya di TPU Komplek TVRI, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dikutip Tribunnews.
Tanda Orang Akan Meninggal
Banyak kejadian dimana orang yang sudah sakit selama bertahun-tahun mendadak sembuh namun kemudian meninggal dunia.
Atau ada beberapa orang yang mengidap penyakit keras, kondisinya kemudian membaik namun tak lama meninggal dunia.
Fenomena ini sering kali membuat orang percaya jika orang yang sedang sakit itu memberi sapaan terakhir mereka sebelum meninggal dunia.
Namun, banyak juga yang tak sadar akan pertanda itu dan menganggapnya sebagai mukjizat.
Seketika, saat orang tersebut meninggal dunia membuat banyak orang syok dan tak percaya.
Ternyata ada penjelasan secara medis tentang fenomena tersebut.
Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal dengan istilah terminal lucidity.
Ya, kematian memang sebuah misteri. Namun, terkadang ada beberapa isyarat tak terduga yang bisa menjadi tanda bahwa ajal telah mendekat, salah satunya fenomena terlihat sembuh sebelum meninggal dunia.
Melansir Psychology Today, Alexander Batthyany, salah satu ilmuwan yang meneliti fenomena ini mengatakan, episode terminal lucidity bisa berlangsung di mana saja dan terjadi hanya dalam hitungan menit hingga hari.
Bahkan, fenomena ini bisa terjadi hanya dalam hitungan detik. Tapi, tidak semua orang bisa mengalami fenomena tersebut.
Biasanya, fenomena ini dirasakan individu yang mengidap demensia, tumor otak, stroke, dan sakit mental seperti skizofrenia.
Namun, tak menutup kemungkinan pasien penyakit kronis lainnya juga sempat “sembuh” hanya beberapa saat sebelum meninggal.
Fenomena terminal lucidity setiap pasien pun bisa berbeda satu dan lain, bergantung pada penyakit mereka.
Dalam penelitiannya, Batthyany mengumpulkan kuesioner terhadap keluarga pasien yang pernah menjadi saksi terminal lucidity.
Hasilnya, dari 227 pasien dengan demensia yang diteliti, setidaknya 10 persen di antaranya pernah merasakan fenomena tersebut.
Mereka yang merasakan terminal lucidity, 84 persen meninggal dunia dalam waktu sepekan. Sementara 42 persen lainnya meninggal di hari yang sama.
Dari temuan Batthyany terungkap bahwa fungsi kognisi yang normal layaknya orang sehat bisa saja terjadi meskipun otak mengalami kerusakan.
Mengapa fenomena ini bisa terjadi?
Belum ada penjelasan ilmiah yang logis mengenai fenomena ini.
Namun, banyak orang yang memandangnya sebagai pengalaman spriritual dan mengkategorikannya sebagai fenomena akhir kehidupan.
"Meneliti terminal lucidity adalah proses yang sulit mengingat banyak tantangan teknis dan etika yang dihadirkannya," ucap Batthyany, dilansir dari Psychology Today.
Merangkum dari laman SehatQ, satu teori yang bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena ini adalah adanya fluktuasi fungsi kognitif.
Saat pasien menderita penyakit kronis, volume otak akan sedikit menyusut karena jaringan-jaringan otak semakin melemah dan menyusut.
Oleh karenanya, otak yang tadinya penuh tekanan jadi agak melonggar.
Hal ini diyakini bisa mengembalikan macam-macam fungsi otak yang telah rusak. Misalnya daya ingat dan kemampuan berbicara.
Kondisi saraf seseorang yang mengalami terminal lucidity tentu jauh lebih kompleks ketimbang anggapan konvensional bahwa fenomena ini adalah ‘ucapan perpisahan’ dari pasien untuk keluarganya.
Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguak fenomena ini, dikutip dari TribunManado.