“Berkurangnya kapasitas jantung untuk menerima darah menyebabkan penumpukan cairan atau peningkatan cairan di paru-paru, liver, ginjal, kalau sedemikian berat di kaki dan paha,” kata Nauli dalam webinar cara pencegahan dan pengendalian penyakit kardiovaskular, Sabtu (29/1/2022).
Perlu digarisbawahi, jika kondisi gagal jantung tidak ditangani secara cepat dan benar, maka dapat menimbulkan kematian.
Dan Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Dr. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K), FIHA, FAPSIC, FasCC, FESC, FACC, penyebab gagal jantung yang paling umum adalah kelainan organ jantung dan penyakit jantung bawaan.
“Sakit jantung pada usia remaja tersering karena kelainan katup jantung (penyakit jantung rematik) dan penyakit jantung bawaan,” kata Isman saat dihubungi Kompas.com.
Sementara itu, lanjut dia, penyakit jantung koroner karena aterosklerosis banyak terjadi pada usia di atas 40 tahun. “Namun kini mulai bergeser ke usia muda 30-an tahun,” ujar dia.
Untuk mengurangi risiko terkena gagal jantung, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan. Salah satu cara mencegah gagal jantung adalah melakukan pemeriksaan secara berkala.
Selain itu, jangan lupa juga untuk menerapkan polah hidup sehat, seperti olahraga teratur dan kurangi konsumsi makanan yang digoreng.
“Olahraga rutin, hindari rokok, hindari minyak dan gorengan ya,” tutur Isman. Isman menambahkan, sebagai bentuk pencegahan, Anda bisa melakukan screening awal dengan EKG.
Disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan seperti ekokardiografi apabila sering mengalami mudah lelah, sesak napas, kaki bengkak atau nyeri dada. Tidak jauh berbeda, Pakar kesehatan jantung dari American Heart Association, Richard Stein, M.D. mengatakan pentingnya menjaga kondisi kesehatan jantung sejak dini untuk menekan risiko mengalami gangguan tersebut.
Richard Stein menuturkan, setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan anak muda usia 20-an dalam menjaga kesehatan jantung dan menekan risiko gagal jantung.