Netizen protes, memita Kim Garam hengkang dari LE SSERAFIM
Meskipun pihak HYBE selaku agensi Kim Garam sudah menulis pernyataan resmi dan membantah rumor yang beredar, namun netizen Korea Selatan masih ramai berkomentar.
Dikutip Tribunjogja.com dari akun Instagram @panncafe yang menerjemahkan unggahan seorang netizen di komunitas online, terdapat sebuah pernyataan mengejutkan.
Seorang netizen yang mengaku teman sekelas Kim Garam saat sekolah, mengungkapkan bahwa petinggi agensi HYBE datang dan meminta semua orang tutup mulut.
Baca Juga: Sinopsis Drakor Adamas Episode 1-Terakhir Lengkap dengan Sub Indo dan Nontonnya di Mana
“Aku teman sekelasnya. Akan ada hal-hal yang lebih luar biasa tentang dia (Kim Garam) yang akan meledak. Korbannya tidak hanya satu atau dua, tetapi kepala departemen (HYPE) bahkan datang ke sekolah kami untuk (meminta kami) menutup mulut. Jadi kamu berpura-pura semua yang kamu lakukan tidak pernah terjadi?” tulis netizen tersebut.
Adapun menurut pantauan akun Instagram @panncafe, saat ini media sosial Twitter juga tengah ramai dengan topik tentang Kim Garam.
Sejumlah kata kunci menjadi trending topic Twitter wilayah Korea Selatan. Kata kunci tersebut berisi cuitan netizen yang meminta Kim Garam hengkang dari LE SSERAFIM.
“Tidak ada untungnya mempertahankan dia (Kim Gram) di grup (LE SSERAFIM), dia (Kim Garam) hanya merugikan reputasi grup,” tulis pemilik akun Twitter @loona****, seperti dikutip Tribunjogja.com dari unggahan Instagram @panncafe.
Netizen yang mengaku sebagai Karywan HYBE malu karena perusahaan mendukung Kim Garam
Dilansir dari Allkpop, Jumat (20/5/2022), seorang netizen Korea Selatan (Korsel) yang mengaku sebagai salah satu karyawan HYBE, mengatakan bahwa dirinya malu telah bekerja di perusahaan yang membela pelaku bullying.
Netizen tersebut secara anonim mencurahkan isi hatinya alias curhat di sebuah aplikasi media sosial Korsel khusus untuk tempat kerja.
Untuk diketahui, menurut keterangan Allkpop, seseorang yang ingin membuat akun di medsos tersebut dan ingin mengunggah sesuatu harus melakukan verifikasi data yang menyatakan bahwa dia benar merupakan karyawan di perusahaan tertentu.
Setelah diverifikasi, barulah seseorang bisa curhat secara anonim di medsos tersebut.
Seorang netizen yang mengaku sebagai karyawan HYBE, sebut saja “A” mengaku kecewa terhadap cara HYBE menangani kasus Kim Garam.
"Berkat mereka, seluruh perusahaan direndahkan. Pasti ada karyawan yang (dulu pernah) menjadi korban kekerasan sekolah atau memiliki kenangan buruk pergi ke sekolah bahkan jika mereka tidak diganggu (dirundung). Karena pilihan buruk Source Music dan pemikiran kuno atau salah penilaian (dari para) eksekutif, (kini) semua karyawan telah menjadi pelaku sekunder tindak bullying,” ungkap A.
"Sebagai orang dewasa, saya merasa menyesal dan kasihan pada korban, yang diintimidasi di usia muda dan pergi ke sekolah untuk mengungkapkan pelecehan itu tetapi akhirnya harus menyerah dan bahkan mencoba bunuh diri. Dan saya sangat malu bekerja untuk perusahaan ini (HYBE),” imbuh A.
Selain A, ada juga netizen lain (sebut saja “B”) yang mengaku bekerja sebagai karyawan di HYBE.
Senada dengan A, netizen B juga merasa tidak setuju dengan cara perusahaan menangani kasus bullying Kim Garam.
“Saya ingin berhenti (bekerja di HYBE). Tidak peduli berapa banyak hal buruk yang saya alami di perusahaan, (sejauh ini) saya masih bisa menerimanya. Tetapi (sekarang, gara-gara kasus Kim Garam) saya benar-benar tidak ingin bekerja di perusahaan yang memalukan seperti itu lagi,” ungkap B.