Dirinya menyebut prakiraan skenario terburuk tersebut bukanlah sebuah ramalan, tetapi hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.
Meskipun begitu, perihal kapan waktunya terjadi, ia belum bisa memastikannya.
“Perhitungan skenario terburuk tersebut merupakan acuan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. Sehingga andaikata terjadi gempa bumi dan tsunami sewaktu-waktu, pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa-apa saja yang harus dilakukan, termasuk kapan dan ke mana harus berlari dan menyelamatkan diri secara mandiri atau kelompok,” jelasnya,.
Kepala BMKG juga menyentil pihak swasa untuk turut terlibat dalam upaya mitigasi berencana di wilayah Cilacap.
“Keterlibatan pihak swasta di kawasan industri di Kabupaten Cilacap juga sangat dinantikan dalam menguatkan sistem peringatan dini daerah yang telah dibamgun dengan swdaya masyarakat dengan jumlah yang masih terbatas. Mengingat kawasan industri dan perekonomian di pantai Cilacap juga masuk dalam zona rawan gempa gempa dan tsunai, tentunya pihak swasta/industru harus bersiap pula dengan menguatkan sistem peringatan dini di kawasan industri tersebut,” bebernya.
Tanpa sistem mitigasi dan peringatan dini yang andal, dampak ikutan dari gempa dan tsunami di kawasan industri berpotensi memperparah intensitas kerusakan yang diakibatkan,” tandasnya.
***
Baca Juga: BMKG Deteksi Adanya 6 Titik Panas di Provinsi Kalimantan Timur Dampak Ini yang Diwaspadakan