GridFame.id – BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menyampaikan berita kurang menyenangkan bagi masyarakat Indonesia.
Dalam keterangan terbarunya BMKG menyebut adanya potensi gempa bumi dan tsunami yang akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan adanya potensi datangnya tsunami tersebut akan teradi di sepanjang selatan Pulau Jawa.
Untuk itu bagi masyarakat diminta untuk selalu waspada untuk menghadapi bencana gempa dan tsunami tersebut.
Lebih lanjut, Dwi mengataklan bahwa prakiraan gempa dan tsunami setinggi 10 meter itu bukan hanya sekedar ramalan.
Melainkan ini sudah melalui hasil kajian ahli dan juga pakar kegempaan.
Meski begitu, pihaknya belum mengetahui secara pasti kapan waktu terjadi gempa dan tsunami tersebut.
Dikarenakan hingga saat ini belum ada teknologi mumpuni yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempa.
Namun salah satu tempat yang diprediksi berpotensi mengalami tsunami yakni di pantai Cilacap.
Baca Juga: Sudah Keluar Ini Tanggal Hari Raya Idul Fitri Tahun 2022 Versi BRIN dan BMKG
“Cilacap yang berada di garis pantai selatan Jawa, meghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lemeng Samudra Hindia dengan Lempeng Eurasia. Dari hasil permodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 m di pantau Cilacap sebagai akibat dari gempa bumi berkekuatan 8,7M pada zona Megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut,” jelas kepala BMKG dalam kegiatan SLG yang dikutip GridFame.id dari situs resminya.
Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah daerah dan masyarakat terus bersiap untuk skenario terburuk.
Dirinya menyebut prakiraan skenario terburuk tersebut bukanlah sebuah ramalan, tetapi hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.
Meskipun begitu, perihal kapan waktunya terjadi, ia belum bisa memastikannya.
“Perhitungan skenario terburuk tersebut merupakan acuan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. Sehingga andaikata terjadi gempa bumi dan tsunami sewaktu-waktu, pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa-apa saja yang harus dilakukan, termasuk kapan dan ke mana harus berlari dan menyelamatkan diri secara mandiri atau kelompok,” jelasnya,.
Kepala BMKG juga menyentil pihak swasa untuk turut terlibat dalam upaya mitigasi berencana di wilayah Cilacap.
“Keterlibatan pihak swasta di kawasan industri di Kabupaten Cilacap juga sangat dinantikan dalam menguatkan sistem peringatan dini daerah yang telah dibamgun dengan swdaya masyarakat dengan jumlah yang masih terbatas. Mengingat kawasan industri dan perekonomian di pantai Cilacap juga masuk dalam zona rawan gempa gempa dan tsunai, tentunya pihak swasta/industru harus bersiap pula dengan menguatkan sistem peringatan dini di kawasan industri tersebut,” bebernya.
Tanpa sistem mitigasi dan peringatan dini yang andal, dampak ikutan dari gempa dan tsunami di kawasan industri berpotensi memperparah intensitas kerusakan yang diakibatkan,” tandasnya.
***
Baca Juga: BMKG Deteksi Adanya 6 Titik Panas di Provinsi Kalimantan Timur Dampak Ini yang Diwaspadakan