Hal ini akibat sentimen negatif dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
"Dalam jangka pendek, tekanan akan semakin besar, karena investor tengah menjauh dari market untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan AS oleh The Fed," ujar Trader Tokocrypto, Afid Sugiono kepada Kontan.co.id, Rabu (21/9).
Kenaikan tersebut diperlukan untuk mengendalikan inflasi AS yang masih berada di atas 8 %. The Fed menargetkan tingkat inflasi bisa turun hingga 4 %.
Suku bunga AS diperkirakan naik sebesar 75 basis points (bps) menjadi 3,25 %. Beberapa trader memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga bahkan bisa mencapai 100 bps.
Menurut Afid, kenaikan suku bunga tentu akan mempengaruhi semua pasar berisiko. Terlebih jika kenaikannya di atas angka prediksi, biasanya ada dampak negatif ke market.
"Hanya saja, teror di market kripto mungkin bisa berubah menjadi bull run, jika The Fed mengerek bunga acuannya 50 basis poin saja. Apalagi, pasar kripto sejatinya punya secercah harapan untuk lolos dari jeratan September di tahun 2022," ujar dia.
Afid mengatakan pergerakan bitcoin kemungkinan masih akan terus turun, melihat banyak analis berkeyakinan The Fed akan menaikan suku bunga acuan hingga 75 basis poin.
Jika itu terjadi, menurut teknikal analisis, saat ini area support terkuat BTC di US$ 16.000 ke US$ 14.000.
Target penurunan sementara berada pada level U$ 15.856 dan jika berhasil tembus akan lanjut turun ke kisaran US$ 14.000.
Sementara, Ethereum akan ada kemungkinan juga turun. Target penurunan terdekat ada di level harga US$ 1.280.
Jika berhasil tembus titik support dan membentuk lower low baru, maka support selanjutnya berada pada level US$ 1.187.