Reksa dana berbasis penghasilan tetap juga dapat menjadi pilihan.
"Yang enggak boleh, uang masih berbentuk properti, itu kan susah jualnya, perlu waktu. Itu yang dihindarin," ujarnya.
"Atau misal berisiko tinggi di pasar saham atau reksa dana berbasis pasar saham, itu kita hindari. Kenapa? Nanti ketika waktunya dibutuhkan, misal nilainya anjlok, itu membuat cadangan dana kita kurang," tambah Andy.
Namun demikian, jika individu memiliki profil risiko investasi agresif, maka kepemilikan saham masih bisa menjadi pilihan, dengan catatan tetap memperhatikan kondisi pasar dan prospek ke depan.
"Perlu atau tidaknya mengurangi kepemilikan saham, tergantung profil risiko masing-masing," ucap Andy.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Resesi Global di Depan Mata, Waktunya Kurangi Investasi dan Simpan Uang Tunai?