Arti Mitos Makan Tebu di Sore Hari
Menurut orang-orang secara turun temurun , jika memakan tebu saat sore hari terutama menjelang maghrib maka orang tua akan meninggal dunia.
Entah apa hubungannya, namun sebaiknya seseorang memang tidak mengonsumsi tebu di waktu tersebut.
Pasalnya dikutip dari Sajian Sedap, air tebu mengandung policosanol.
Senyawa ini bisa menciptakan masalah kesehatan ringan di tubuh.
Memasukkan senyawa ini ke dalam tubuh lebih dari batas, bisa menyebabkan pusing dan insomnia. Bukan itu saja, secara umum, jika memakan tebu sore hari maka mulut akan didatangin semut.
Apalagi kalau lupa mencuci, akibatnya bisa fatal.
Selain makan tebu, masyarakat juga meyakini kehadiran beberapa jenis hewan sebagai pertanda kematian.
Diantaranya burung gagak dan burung hantu.
Burung gagak dinilai sebagai pertanda kematian dilihat dari perilakunya saat ada burung gagak lain yang mati. Mereka akan menyalak dengan berisik dan melakukan semacam pemakaman bagi rekannya yang meninggal. Dilansir dari National Geographic, hal itu tidak berarti gagak berduka akan kematian rekannya namun mereka cenderung mencoba mencari tahu apakah ada ancaman di mana kematian tersebut terjadi sehingga bisa menghindarinya. Burung gagak mengerti akan kematian dan takut akan hal tersebut, mereka cenderung menghindari tempat dan obyek yang dianggap mengancam nyawa. Perwujudan dewi perang dan kematian Burung gagak dalam mitologi kuno bangsa Celtic dianggap merupakan perwujudan tiga dewi perang dan kematian, yaitu Morrigan. Dilansir dari Mythopedia, Morrigan terdiri dari tiga dewi paling kuat di Irlandia, mereka dapat melihat masa depan dan akhir dunia yang bisa memberikan ketakutan magis luar biasa. Masyarakat Jawa meyakini bahwa burung hantu merupakan pertanda kematian, kononjika burung hantu hinggap di depan rumah, artinya akan ada orang yang meninggal di rumah tersebut dalam waktu dekat. Ada pula keyakinan, jika seseorang menirukan suara burung hantu, namun burung tersebut tidak menyahut, artinya orang itu akan meninggal dalam waktu dekat.
Bagaimana, percayakah?