Find Us On Social Media :

Update Kasus Gagal Ginjal Akut November 2022, Waspadai Gejala Khasnya! Amati Frekuensi Pipisnya, Para Ayah Ibu Wajib Tahu Ciri Urin Normal pada Anak

Update kasus gagal ginjal di Indonesia, para ibu waspada soal urin anak.

GridFame.id - Update kasus ginjal akut November 2022 jumlah total di Indonesia mencapai 325 per Selasa (1/11/2022) lalu.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang memaparkan jumlah total kasus gagal ginjal akut di Indonesia itu.

Menurut catatannya, Provinsi DKI Jakarta yang memiliki persebaran kasus paling tinggi.

Akan tetapi, Budi Gunadi tak memerinci berapa angka kasus di DKI Jakarta yang terkini.

"Kemudian, ada Jawa Barat, Jawa Timur, Banten," ujarnya.

Sementara itu, total angka kematian akibat gagal ginjal akut sebanyak 178 orang atau 54 persen (fatality rate).

Budi Gunadi mengeklaim, angka kematian itu sudah menurun dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai 60 persen.

Gejala Khas Gagal Ginjal Akut

Penurunan jumlah air seni bahkan tidak mengeluarkan air seni sama sekali menjadi salah satu gejala khas dari gangguan ginjal akut progresif atipikal (acute kidney injury atau AKI).

Hal ini menyebabkan Kementerian Kesehatan mengimbau pada orang tua untuk mengamati anak-anaknya, terutama balita. Pemantauan tersebut bisa berupa warna urin dan frekuensi berkemih dalam sehari.

Mengutip dari laman Dinkes.jakarta.go.id, pemantauan urin si kecil sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan sang buah hati. Lantas bagaimana ciri urin normal pada anak?

Baca Juga: Bukan Demam Ini Gejala Gagal Ginjal Akut yang Khas dan Sering Dikeluhkan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun memaparkan ciri-ciri urin normal pada anak, mengutip dari lama Dinkes.Jakarta.go.id.

Warna Urin:

Kemudian, orang tua juga perlu mengetahui frekuensi berkemih normal pada anak sebagai berikut:

Jika sudah mengetahui hal di atas, maka orang tua tidak perlu panik, namun tetap waspada. Jika sang buah hati mengalami penurunan frekuensi buang air kecil hingga mengarah ke anuria, maka segera dilakukan pemeriksaan atau dibawa ke Fasilitas Kesehatan.

Baca Juga: Parasetamol Drop Resmi Mengandung EG, Ini Daftar Obat Sirup Terbaru yang Aman Bagi Anak dan Dewasa Menurut BPOM

Cara mengukur air seni anak

Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Gastrohepatologi di RSIA Bunda Jakarta dan RSAB Harapan Kita DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) memberikan langkah-langkahnya:

1. Timbang popok bersih Tiap merk dan ukuran bisa berbeda beratnya. Dr Ariani mencontohkan berat suatu popok bersih 20 mg.

2. Timbang semua popok yang berisi air seni saja dalam 24 jam Dr Ariani mengatakan hanya timbang popok berisi air seni saja, yang mengandung kotoran/feses tidak perlu ditimbang. Jika kurang, lakukan penimbangan atau pengukuran lagi di 24 jam selanjutnya. "Nggak dihitung (yang mengandung feses), iklasin aja. Tapi kalau sampai kurang dari 1 ml/kgBB/jam, kita tahu bahwa sebenarnya masih ada yang tidak terhitung. Konfirmasi ulang di pengukuran selanjutnya," kata Dr Ariani saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (22/10/2022).

3. Catat setiap penimbangan dikurangi berat popok bersih Dr Ariani mencontohkan berat popok berisi air seni 110 gram, kemudian dikurangi 20 gram. Hasilnya 90 gram.

4. Jumlahkan total 24 jam Berikut ini contoh popok yang dikumpulkan dalam 24 jam:

06.30: 90 gram

10.10: 75 gram

13.30: 110 gram

16.05: tidak diambil karena bersama feses

20.50: 60 gram

03.30: 85 gram

Totalnya: 420 gram.

5. Dibagi berat badan anak (kg) dan dibagi 24 jam Langkah selanjutnya dibagi berat badan anak kemudian 24 jam. Misalnya berat badan anak 10 kg. Maka: 420 gram:10kg:24 jam=1,75 ml/kg/jam Dr Ariani mengatakan jumlah tersebut aman/normal, karena nilai normal adalah lebih dari 1 mg/kgBB/jam.

Bila anak mengalami gejala dan tanda disertai dengan volume urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari) orang tua disarankan untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Selain itu orang tua juga diminta waspada jika mendapati warna urin pekat atau kecoklatan, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Bukan Cuma 14 Rumah Sakit, Pemerintah Juga Menyiapkan 8 Lab Rujukan Toksikologi Untuk Menangani Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak

Perkembangan Kasus Gagal Ginjal Akut

Budi Gunadi mengeklaim, angka kematian itu sudah menurun dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai 60 persen.

Lebih lanjut, Budi Gunadi mengatakan bahwa gagal ginjal akut sebagian besar dialami anak usia 0-5 tahun. "Sebenarnya, kasus ginjal akut ini memang ada dan mungkin sebelum-sebelumnya sudah ada," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan peningkatan kasus gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) yang mencapai 304 kasus per tanggal 31 Oktober 2022.

Begitu pula dengan angka kematian mencapai 159 anak. Jumlahnya meningkat dari yang sebelumnya dilaporkan mencapai 157 anak.

Sementara itu, sebanyak 46 anak lainnya dirawat dan 99 anak sudah dinyatakan sembuh. "Sampai 31 Oktober 2022 jumlah kasus (gagal ginjal akut) ada 304, dirawat sebanyak 46 kasus, meninggal 159 kasus atau 52 persen, dan yang sembuh 99 orang," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa (1/11/2022), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Kemenkes Temukan 102 Obat Sirup Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut, Apa Saja?