Find Us On Social Media :

Siapkan Para Mentor Ahli Agar Siap Melatih Anak-Anak Disabilitas Jadi Konten Kreator, Marcoomads Adakan Pelatihan Membuat Konten Video, Tertarik Ikut Pelatihannya? Cek Website Resmi Marcommads!

Marcommads adalah pelatihan bagi para mentor untuk melatih anak-anak disabilitas menjadi konten kreator.

GridFame.idMarcommads Edulearn Center berkolaborasi dengan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) dan Raisya Cookies pada Sabtu (16/9) lalu menyelenggarakan kegiatan workshop “Pelatihan Video Konten Kreator” bertempat di Gedung DNIKS, Jakarta.

Pada kesempatan ini Founder Marcommads Edulearn Center, RA Loretta Kartikasari, SE, MIKom, MM, PhD (c) menyampaikan, pelatihan ini sebagai upaya mempersiapkan mentor konten kreator untuk mendampingi kelas pelatihan konten kreator anak disabilitas 

“Nantinya akan dipilih 5 konten kreator untuk menjadi mentor yang melatih anak-anak berkebutuhan khusus bersama orangtua mereka,” jelas founder Marcommads.id yang akrab disapa Dya Loretta ini. 

Untuk menjadi mentor ini, lanjut Dya, harus memiliki kompetensi yang memadai. 

Oleh karena itu, mereka harus memiliki sertifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). 

“Ke depannya, selain melatih konten kreator bagi para disabilitas, mereka juga menjadi mentor bagi ibu-ibu dan lansia. Harapan kami, para konten kreator ini menjadi penerus kami sebagai mentor di berbagai program Marcommads,” papar Dya yang juga sebagai asesor BNSP ini.

PELATIHAN KONTEN KREATOR HARAPKAN ANAK DISABILITAS JADI LEBIH MANDIRI

Dya mengungkapkan, pelatihan konten kreator untuk anak disabilitas ini akan dilangsungkan hingga akhir tahun 2023.

“Kami menyelenggarakan program pelatihan membuat video bagi para difable agar mereka berani memulai menjadi konten kreator. Jadi, kami berupaya menyelesaikan kendala ‘disable’ ini harus menjadi ‘able’ guna mengembangkan potensi dan kemampuan mereka,” ujarnya.

Dijelaskan pula oleh Dya, program pelatihan menjadi konten kreator ini diikuti para disabilitas, di antaranya anak dengan down syndrome.

“Anak-anak disabilitas ini dilatih bersama ibu mereka. Nantinya, para ibu ini yang akan menjadi kameramen sekaligus sutradara. Anak-anak difable ini, kan, kondisinya berbeda-beda. Ada yang terkendala secara lisan atau komunikasi, namun penglihatannya baik. Atau, sebaliknya. Jadi, pelan-pelan mereka bisa belajar menjadi konten kreator dengan cara mereka masing-masing,” paparnya.