Selain itu, Dya juga mendorong para mitra untuk turut andil dalam penyelenggaraan program pelatihan konten kreator disabilitas, melalui produk-produk mereka.
Di antaranya, produk perlengkapan rumah tangga berupa sabun cuci yang turut meng-endorse atau mendukung program ini.
“Saya harapkan produk dari mitra ini dikirim ke semua konten kreator disabilitas ini. Sehingga mereka bisa berlatih membuat konten, sekaligus mempromoskan produk tersebut,” ujar Dya.
Salah satu konten kreator yang sudah bagus kemampuannya, menurut Dya, dari kalangan anak tuna rungu. Mereka turut mengajarkan bahasa isyarat.
Dya juga mengajak pihak-pihak lain untuk bermitra dan terlibat secara aktif mendukung program ini.
Sehingga, diharapkan penyandang disabilitas tak hanya menjadi konten kreator, tapi juga bisa menjadi KOL (Key Opion Leader).
LIBATKAN PARA ANAK DISABILITAS KE BIDANG PROFESIONAL
Saat ini, Dya juga sedang bermitra dengan pelaku usaha rumahan yang dikembangkan menjadi industri kuliner.
Produk yang dihasilkan selanjutnya dipasarkan ke mal-mal dengan membangun outlet khusus.
“Produk ini diproduksi oleh dua tim. Dari kalangan disabilitas dan non disabilitas. Di bagian pengemasan kami melatih anak-anak dengan down syndrome untuk mengerjakannya. Untuk outlet di mal juga sudah mulai ada pramusaji dari kalangan difable, di antaranya tuna rungu dan tuna daksa, sehingga mereka mampu mandiri,” jelasnya.
Selanjutnya, apresiasi juga disampaikan Dya kepada para konten kreator yang mengikuti pelatihan untuk terus menyebarkan energi positif.