Find Us On Social Media :

Ini Perbedaan KPR Syariah vs Konvensional yang Tak Banyak Orang Tahu

Perbedaan KPR Syariah vs Konvensional

GridFame.id - 

Ketika seseorang memutuskan untuk membeli rumah atau properti, salah satu pertimbangan utama yang harus diambil adalah pemilihan jenis pembiayaan atau pinjaman yang akan digunakan untuk membiayai pembelian tersebut.

Dua jenis pembiayaan yang umum digunakan adalah KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Syariah dan KPR Konvensional.

Kedua jenis pembiayaan ini memiliki perbedaan mendasar dalam prinsip, struktur, dan regulasinya.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan utama antara KPR Syariah dan KPR Konvensional.

 

KPR Syariah berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam.

Prinsip utama dari KPR Syariah adalah larangan riba (bunga) dan kepatuhan terhadap hukum-hukum syariah.

Dalam KPR Syariah, bank atau lembaga keuangan yang menyediakan pembiayaan tidak membebankan bunga kepada peminjam.

Sebaliknya, mereka bekerja sama dengan peminjam untuk mendapatkan keuntungan melalui berbagai mekanisme yang tidak mengandung riba.

KPR Konvensional adalah jenis pembiayaan yang beroperasi berdasarkan prinsip bunga atau riba.

Dalam KPR Konvensional, bank atau lembaga keuangan memberikan pinjaman kepada peminjam dengan tingkat bunga yang telah ditentukan.

Peminjam kemudian membayar pinjaman bersama dengan bunga sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah disepakati.

Baca Juga: Nahloh! Nasabah dengan Kriteria Ini Bakal Susah Ajukan KPR Meski Riwayat Kredit Bersih dan Pendapatan Memadai

 

Jaminan dan Risiko

KPR Syariah

Dalam KPR Syariah, risiko dan keuntungan dibagi antara bank dan peminjam sesuai dengan kesepakatan awal.

Jaminan yang digunakan dalam KPR Syariah harus sesuai dengan prinsip syariah, yang berarti tidak boleh ada jaminan yang mengandung unsur riba atau spekulasi.

Risiko juga dibagi antara bank dan peminjam, dan jika terjadi kerugian, keduanya harus ikut menanggungnya.

KPR Konvensional

Dalam KPR Konvensional, bank umumnya menetapkan jaminan berupa aset yang dibiayai, dan jika peminjam gagal membayar, bank dapat mengambil aset tersebut sebagai jaminan.

Risiko dalam KPR Konvensional lebih banyak ditanggung oleh peminjam, dan bunga yang harus dibayar oleh peminjam dapat meningkat jika tingkat bunga naik.

Keuntungan dan Kerugian

KPR Syariah

Keuntungan utama dari KPR Syariah adalah kepatuhan terhadap prinsip syariah, yang membuatnya lebih sesuai bagi individu yang ingin menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

Selain itu, KPR Syariah memiliki tingkat risiko yang lebih rendah karena tidak melibatkan bunga yang bisa berubah-ubah.

Namun, cicilan bulanan dalam KPR Syariah mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan KPR Konvensional karena mekanisme pembayaran yang digunakan.

Baca Juga: Yang Mau Ambil KPR Catat! Ini Sederet Trik Agar Dapat Bunga Rendah

 

KPR Konvensional

Keuntungan utama dari KPR Konvensional adalah ketersediaan yang lebih luas dan beragam produk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Tingkat bunga yang lebih rendah juga bisa menjadi daya tarik.

Namun, risiko tingkat bunga yang dapat berubah dan kewajiban membayar bunga dapat menjadi beban finansial bagi peminjam.

Regulasi

KPR Syariah

KPR Syariah diatur oleh otoritas yang mengawasi keuangan syariah di setiap negara.

Regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi KPR Syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tidak melanggar hukum Islam.

KPR Konvensional

KPR Konvensional diatur oleh otoritas keuangan konvensional di negara masing-masing.

Regulasi ini berkaitan dengan tingkat bunga, persyaratan pinjaman, dan perlindungan konsumen.

Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Enggak Punya Slip Gaji? Begini Tips Agar Pengajuan KPR Tetap Di-Acc