GridFame.id -
Generasi Z (Gen Z) merupakan kelompok yang semakin aktif dalam menggunakan berbagai layanan keuangan.
Belum lama ini penggunaan pinjol di kalangan Gen Z menjadi perbincangan.
Lantaran ternyata banyak Gen Z yang terjebak atau terlilit pinjol.
Selain pinjol, mereka juga banyak yang menggunakan paylater.
Padahal penggunaan pinjol di usia muda sangat tidak disarankan.
Mengapa?
Nyatanya, pinjol ini bisa mempengaruhi masa depan anak tersebut.
Salah satunya untuk melamar pekerjaan.
Diceritakan salah satu media sosial, beberapa anak gagal mendapatkan pekerjaan.
Alasannya karena skor BI Checkingnya yang jelek padahal hasil tes nya tidak buruk.
Survey lainnya membeberkan banyak Gen Z terlilit pinjol ternyata untuk menutupi utang lainnya.
Baca Juga: Tak Selalu Buruk, Simak 4 Manfaat Tak Terduga Menggunakan Pinjol Untuk UMKM
Pernyataan tersebut diambil dari data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kelompok usia yang menyumbang kredit macet pinjol per Juni 2023.
Kredit macet pinjol tersebut disusun berdasarkan tingkat wanprestasi (TWP) >90 hari.
Pada data tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia yang paling banyak mengalami kredit macet adalah kelompok usia 19-34 tahun, kelompok generasi Z dan milenial.
Nilai akumulasi kredit macet pada usia tersebut adalah Rp763,7 miliar atau 44,14 persen dari total kredit macet pinjol nasional.
Gen Z dan milenial juga konsisten menjadi penyumbang nilai kredit macet pinjol terbanyak sepanjang tahun 2023.
Pada urutan kedua, ada kelompok usia 35-54 tahun dengan total akumulasi Rp541,3 miliar atau 31,29 persen, diikuti dengan kelompok usia di atas 54 tahun dengan akumulasi Rp43,7 miliar, lalu kelompok usia di bawah 19 tahun dengan total akumulasi Rp1,4 miliar.
Mengejutkan lagi ternyata utang tersebut bukan digunakan untuk gaya hidup saja.
Melainkan digunakan untuk membayar utang lainnya.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi menjelaskan bahwa skor kredit pada SLIK OJK yang buruk bukan hanya berpengaruh pada pekerjaan, tetapi masa depan yang lebih panjang lagi.
Anak muda yang mengalami kredit macet bisa kesulitan memiliki rumah lantaran pengajuan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bisa ditolak.
Frederica menyebut, anak muda acapkali tak bijaksana dalam berutang hingga terjerat pinjol.