3. Tidak Ada Pengawasan Ketat
Banyak penyedia layanan PayLater yang tidak melakukan pemeriksaan kredit yang ketat.
Sehingga memungkinkan individu dengan riwayat kredit yang buruk untuk menggunakan layanan ini.
Hal ini bisa meningkatkan risiko gagal bayar, yang pada akhirnya akan merugikan baik penyedia layanan maupun konsumen itu sendiri.
4. Terjadinya Overcommitment Finansial
Penggunaan PayLater yang tidak terkendali dapat menyebabkan terjadinya overcommitment finansial.
Konsumen cenderung melupakan jumlah total utang mereka dari berbagai penyedia layanan PayLater.
Sehingga sulit bagi mereka untuk memantau dan mengelola utang mereka secara efektif.
5. Potensi Merusak Skor Kredit
Keterlambatan atau ketidakmampuan untuk melunasi utang dari layanan PayLater dapat merusak skor kredit seseorang.
Hal ini bisa berdampak negatif pada kemampuan seseorang untuk mendapatkan pinjaman atau layanan keuangan lainnya di masa depan.
6. Keterbatasan Keamanan Data
Penggunaan layanan PayLater juga membawa risiko keamanan data yang signifikan.
Data pribadi dan finansial dapat terekspos jika platform penyedia layanan tidak mengutamakan keamanan data dengan serius.
Ini bisa mengakibatkan pencurian identitas atau kebocoran data yang dapat menyebabkan kerugian finansial serius.
Baca Juga: Maraknya Kasus Penipuan Bobol Paylater, Ini 5 Tips Agar Akun Aman Tak Dibobol Hacker Sembarangan
Dengan mempertimbangkan sejumlah red flag di atas, penggunaan layanan PayLater harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Penting bagi konsumen untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang konsekuensi finansial yang mungkin terjadi sebelum menggunakan layanan ini.
Mengelola keuangan dengan bijak dan menghindari keterlibatan dalam pola pembelian yang tidak terkendali adalah kunci utama untuk menghindari masalah finansial di masa depan.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.