Penyakit yang Tak Di-cover Asuransi Penyakit Kritis
1. Penyakit Kronis yang Berkembang Secara Perlahan
Penyakit seperti osteoarthritis, osteoporosis, atau penyakit ginjal kronis mungkin tidak termasuk dalam daftar penyakit kritis yang dapat diakui oleh asuransi.
Kondisi ini sering kali berkembang secara perlahan dan tidak mendadak.
Jadi, mungkin dianggap sebagai risiko yang sulit untuk diukur atau diprediksi.
2. Penyakit Mental
Banyak polis asuransi penyakit kritis tidak mencakup penyakit mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan mental lainnya.
Meskipun semakin banyak kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, masih ada beberapa polis yang tidak menyertakan perlindungan untuk penyakit mental.
3. Penyakit yang Sudah Ada sebelum Membeli Asuransi
Asuransi penyakit kritis sering kali tidak memberikan perlindungan retroaktif untuk penyakit yang sudah ada sebelum pemegang polis membeli polis.
Ini berarti jika seseorang telah didiagnosis dengan penyakit tertentu sebelum mendapatkan asuransi, penyakit tersebut mungkin tidak dicakup.
Baca Juga: Kerusakan Gempa Bumi Hingga Kebakaran Bisa Diklaim, Ini Pentingnya Punya Asuransi Bisnis Sejak Awal
4. Penyakit Akibat Gaya Hidup
Beberapa polis asuransi penyakit kritis dapat mengeluarkan klaim jika penyakit terkait gaya hidup, seperti penyakit jantung akibat merokok atau diabetes tipe 2 karena gaya hidup tidak sehat.
Pemegang polis harus membaca dengan cermat syarat dan ketentuan polis untuk memahami apakah penyakit mereka termasuk dalam cakupan.
5. Penyakit yang Tidak Masuk dalam Definisi Spesifik
Setiap polis asuransi memiliki definisi penyakit kritis yang spesifik.
Penyakit yang tidak sesuai dengan definisi tersebut mungkin tidak dicakup.
Penting bagi pemegang polis untuk memahami dengan jelas apa yang dicakup dan apa yang tidak oleh polis mereka.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Dia 5 Fungsi Asuransi dalam Paylater dan Pinjol