GridFame.id -
KPR atau Kredit Pemilikan Rumah adalah pinjaman yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan kepada individu untuk membeli rumah atau properti.
Bunga dalam KPR bisa dihitung dengan beberapa metode, yaitu bunga flat atau floating.
Bunga flat adalah metode perhitungan bunga pinjaman yang didasarkan pada jumlah pokok pinjaman selama periode pinjaman tertentu.
Dalam sistem bunga flat, jumlah bunga yang harus dibayarkan tetap sepanjang masa pinjaman, dan pembayaran bunga dilakukan secara reguler setiap bulan bersama dengan angsuran pokok pinjaman.
Karakteristik utama dari KPR dengan bunga flat adalah bahwa jumlah bunga yang dibayarkan tetap atau sama setiap bulannya, tidak memperhatikan sisa pokok pinjaman yang semakin berkurang dari waktu ke waktu.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga floating atau sering disebut juga bunga mengambang adalah jenis pinjaman yang suku bunga nya dapat berubah-ubah selama jangka waktu kredit.
Bunga floating ini berubah mengikuti perubahan suku bunga pasar atau indeks acuan yang ditetapkan oleh bank atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman.
Ketika suku bunga pasar naik, pembayaran bulanan Anda juga bisa naik, demikian juga sebaliknya ketika suku bunga turun.
Hal ini bisa membuat perubahan dalam pembayaran cicilan bulanan Anda dari waktu ke waktu.
Salah satu keuntungan dari bunga floating adalah ketika suku bunga pasar turun, Anda bisa mendapatkan manfaat dengan membayar cicilan yang lebih rendah.
Berikut ini 5 hal yang harus dipetimbangkan saat memilih antara KPR dengan bunga floating atau flat.
Baca Juga: Simak Daftar 5 Bank yang Memiliki Bunga Rendah Untuk KPR, Wajib Tahu Sebelum Membeli!
Melansir dari finansliaku.com, berikut simulasi cicilan dengan bunga flat:
Pokok pinjaman: Rp425 juta
Cicilan pokok = Pokok pinjaman : Tenor
- Rp 425 juta : 300 bulan = Rp1.416.666 per bulan
- Bunga per tahun: 10%
- Tenor pinjaman: 300 bulan
- Bunga = (Pokok pinjaman x Bunga) : 12 bulan
- (Rp425 juta x 10%) : 12 bulan = Rp3.541.666 per bulan
- Cicilan per bulan = Cicilan pokok + Bunga
- Rp1.416.666 + Rp3.541.666 = Rp4.958.332
Karena memakai bunga flat, cicilan ini besarannya sama tiap bulan. Dengan demikian, Anda harus menyiapkan Rp4.958.332 tiap bulan hingga 25 tahun ke depan untuk melunasi KPR.
Ini simulasi dengan bunga flat
Pokok pinjaman: Rp350 juta
Cicilan pokok =
- Rp350 juta : 156 bulan = Rp2.243.589 per bulan
- Bunga tahun 1: 10%
- Bunga tahun 2: 13%
- Tenor pinjaman: 156 bulan
- Bunga efektif bulan 1 tahun ke-1 =
- Rp350 juta x 10% x (30/360)Rp35 juta x 0,0833 = Rp2.916.666
- Angsuran 1 = Rp2.243.589 + Rp2.916.666 = Rp5.160.255
- Bunga efektif bulan 2 tahun ke-1=
- (Rp350 juta – Rp2.243.589) x 10% x (30/360) Rp34.775.641 x 0,0833 = Rp2.896.810
- Angsuran 2 = Rp2.243.589 + Rp2.896.810 = Rp5.140.399
Berikut ini 5 hal yang harus diperhitungkan jika memilih bunga KPR:
1. Stabilitas Keuangan Pribadi: Jika Anda lebih suka memiliki prediktabilitas dalam pembayaran bulanan Anda, suku bunga tetap adalah pilihan yang lebih baik.
2. Risiko Suku Bunga: Suku bunga mengambang dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar. Jika Anda yakin bahwa suku bunga akan tetap rendah atau cenderung turun dalam jangka waktu tertentu, mungkin lebih menguntungkan untuk memilih suku bunga mengambang.
3. Fleksibilitas: Beberapa produk KPR menawarkan kemungkinan untuk mengubah dari suku bunga mengambang menjadi tetap atau sebaliknya pada periode tertentu, memberikan penyesuaian terhadap perubahan kebutuhan atau kondisi pasar.
4. Kebutuhan Jangka Waktu: Jika Anda berencana untuk tetap tinggal dalam rumah tersebut dalam jangka waktu yang panjang, suku bunga tetap mungkin lebih aman dan memberikan ketenangan pikiran atas pembayaran bulanan yang konsisten.
5. Analisis Terhadap Kondisi Pasar: Lakukan riset tentang tren suku bunga dan perkiraan kondisi ekonomi yang mungkin mempengaruhi arah suku bunga di masa mendatang.
Baca Juga: Take Over Kredit Dari KPR Konvensional ke Syariah, Apakah Untung atau Malah Merugi?