GridFame.id - Bisnis makanan online adalah salah satu bisnis yang sedang berkembang di masa pandemi.
Banyak orang yang mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka tanpa harus keluar rumah.
Namun, dalam menjalankan bisnis makanan online, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, salah satunya adalah strategi produksi.
Apakah Anda lebih baik menggunakan sistem pre order atau ready stock?
Pre order adalah sistem pembelian produk sebelum produk tersebut tersedia secara fisik di pasaran.
Dengan kata lain, konsumen harus memesan terlebih dahulu dan menunggu produk tersebut selesai diproduksi dan dikirim.
Biasanya, sistem pre order digunakan untuk produk yang tidak tahan lama atau makanan basah, seperti nasi kotak, kue basah, atau catering.
Ready stock adalah sistem pembelian produk yang sudah tersedia secara fisik dalam stok dan siap untuk dijual atau dikirimkan kepada pelanggan secara langsung.
Dengan kata lain, konsumen bisa langsung membeli produk yang diinginkan tanpa harus menunggu.
Biasanya, sistem ready stock digunakan untuk produk yang tahan lama atau makanan kering, seperti kue kering, keripik, atau abon.
Lalu, mana yang lebih baik untuk bisnis makanan online Anda?
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem:
Kelebihan dan Kekurangan Pre Order
Kelebihan sistem pre order adalah:
1. Menghemat biaya produksi
Dengan sistem pre order, Anda bisa mengatur jumlah produksi sesuai dengan jumlah pesanan yang masuk.
Anda tidak perlu khawatir produk Anda akan berlebih atau kurang.
Anda juga bisa menghemat biaya bahan baku, tenaga kerja, dan penyimpanan.
2. Meningkatkan kualitas produk
Dengan sistem pre order, Anda bisa memastikan produk Anda selalu segar dan baru.
Anda bisa mengontrol kualitas bahan baku, proses pembuatan, dan pengemasan produk Anda.
Anda juga bisa memberikan variasi produk sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Membangun loyalitas konsumen
Baca Juga: Lupakan Gorengan, Ini Deretan Takjil Kekinian yang Kalau Dijual Pasti Viral Pas Bulan Ramadhan!
Dengan sistem pre order, Anda bisa membuat konsumen merasa spesial dan dihargai.
Anda bisa memberikan pelayanan yang personal, seperti memberikan bonus, diskon, atau ucapan terima kasih.
Anda juga bisa menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen dan mendapatkan feedback langsung.
Kekurangan sistem pre order adalah:
1. Membutuhkan waktu yang lama
Dengan sistem pre order, Anda harus menunggu produk Anda selesai diproduksi dan dikirim.
Hal ini bisa membuat konsumen tidak sabar atau bosan.
Anda juga harus siap menghadapi kemungkinan keterlambatan produksi atau pengiriman yang bisa merugikan Anda dan konsumen.
2. Memerlukan promosi yang intensif
Dengan sistem pre order, Anda harus bisa menarik minat konsumen untuk memesan produk Anda.
Anda harus melakukan promosi yang intensif, seperti melalui media sosial, website, atau mulut ke mulut.
Baca Juga: Mau Jualan Produk Viral? Ini Tipsnya Agar Tak Langsung Gulung Tikar
Anda juga harus bisa memberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang produk Anda, seperti harga, cara pemesanan, estimasi waktu, dan syarat dan ketentuan.
Kelebihan dan Kekurangan Ready Stock
Kelebihan sistem ready stock adalah:
1. Menyediakan pelayanan yang cepat
Dengan sistem ready stock, Anda bisa memberikan pelayanan yang cepat kepada konsumen.
Anda bisa langsung mengirim produk yang diinginkan konsumen tanpa harus menunggu.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan ekspedisi atau kurir yang cepat dan terpercaya.
2. Meningkatkan penjualan
Dengan sistem ready stock, Anda bisa meningkatkan penjualan produk Anda.
Anda bisa menjangkau konsumen yang membutuhkan produk Anda secara mendesak atau spontan.
Anda juga bisa menawarkan produk Anda kepada konsumen yang belum mengenal produk Anda sebelumnya.
Kekurangan sistem ready stock adalah:
Baca Juga: Cocok jadi Ide Jualan saat Valentine, Segini Modal Buka Usaha Bento Cake yang Harus Disiapkan
1. Membutuhkan modal yang besar
Dengan sistem ready stock, Anda harus menyiapkan modal yang besar untuk memproduksi dan menyimpan produk Anda.
Anda harus memperkirakan jumlah permintaan pasar dan mengatur stok produk Anda dengan baik.
Anda juga harus menanggung biaya bahan baku, tenaga kerja, dan penyimpanan yang tinggi.
2. Menghadapi risiko produk tidak laku
Dengan sistem ready stock, Anda harus menghadapi risiko produk Anda tidak laku atau tersisa.
Hal ini bisa membuat Anda rugi karena produk Anda bisa basi, rusak, atau kadaluarsa.
Anda juga harus bersaing dengan produk sejenis yang mungkin lebih murah atau lebih berkualitas.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa tidak ada sistem yang lebih baik atau lebih buruk untuk bisnis makanan online Anda.
Semua tergantung pada jenis produk, target pasar, dan preferensi Anda sebagai penjual.
Anda harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem dan menyesuaikannya dengan kondisi bisnis Anda.
Yang terpenting adalah Anda bisa memberikan produk yang berkualitas, harga yang kompetitif, dan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen Anda.
Baca Juga: Ini Ide Jualan 1000an yang Bakal Laku, Masih Dapat Untung Kok!