4. Atur Pengelolaan Keuangan yang Jelas
Buat sistem keuangan yang transparan dan dapat diaudit.
Ini mencakup pemisahan antara keuangan usaha dan pribadi, pencatatan pendapatan dan pengeluaran, serta audit berkala untuk memastikan semua pihak mengetahui kondisi keuangan usaha.
5. Tentukan Kebijakan Investasi Ulang
Pertimbangkan apakah sebagian keuntungan akan diinvestasikan kembali ke dalam usaha atau dibagi sebagai keuntungan kepada mitra.
Kebijakan ini harus disepakati bersama dan didokumentasikan dalam perjanjian.
6. Perjelas Kondisi Pengakhiran atau Pembubaran:
Diskusikan skenario di mana usaha mungkin harus dibubarkan atau salah satu mitra ingin keluar.
Baca Juga: Ini 11 Franchise yang Lagi Ngetren, Pas Jadi Bisnis Rumahan!
Tentukan bagaimana pembagian aset dan kewajiban akan dilakukan dalam kasus ini.
7. Pertimbangkan Pajak dan Aspek Hukum
Pastikan bahwa model bagi hasil yang digunakan sesuai dengan peraturan pajak dan hukum di wilayah Anda.
Konsultasikan dengan penasihat hukum atau akuntan untuk memastikan kepatuhan dengan regulasi setempat.
8. Jaga Komunikasi yang Terbuka
Komunikasi yang terbuka dan jujur di antara mitra sangat penting.
Pertemuan rutin untuk membahas perkembangan usaha, tantangan, dan rencana ke depan akan membantu menjaga hubungan yang harmonis.
9. Tentukan Mekanisme Penyelesaian Konflik
Konflik bisa terjadi dalam usaha apa pun, miliki mekanisme yang jelas untuk menyelesaikan konflik, apakah itu melalui mediasi, arbitrase, atau jalur hukum lainnya.
Dengan mengikuti trik-trik ini, Anda dapat memulai usaha dengan sistem bagi hasil yang lebih aman dan terstruktur, serta mengurangi potensi konflik di masa depan.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Biar Makin Cuan, Pakai 4 Tips Ini Untuk Meningkatkan Penjualan Toko di Tokopedia