Find Us On Social Media :

Ciri-Ciri Modus Penipuan Investasi Berkedok Arisan yang sering menjebak Ibu rumah tangga

investasi berkedok arisan bodong

 

GridFame.id - Investasi adalah aktivitas alokasi dana atau sumber daya dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.

Tujuan utama dari investasi adalah untuk mengembangkan modal atau memperoleh penghasilan pasif dari investasi tersebut.

Ada berbagai jenis investasi yang tersedia, termasuk investasi dalam saham, obligasi, reksa dana, properti, mata uang kripto, dan lain-lain.

Setiap jenis investasi memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda-beda.

Salah satu jenis investasi yang umum dilakukan adalah investasi dalam saham.

Saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan sebagian dari suatu perusahaan.

Para investor membeli saham dengan harapan harga saham tersebut akan naik di masa depan, sehingga mereka dapat menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan jual.

Selain saham, obligasi juga merupakan instrumen investasi yang umum.

Namun, kini banyak modus penipuan investasi berkedok arisan bodong.

Ibu rumah tangga sering menjadi sasaran empuk bagi para penipu yang bersembunyi di balik kedok investasi berupa arisan.

Di balik tawaran menggiurkan untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat, terdapat banyak modus penipuan yang sayangnya seringkali berhasil mengelabui para korban.

Baca Juga: 5 Risiko Investasi P2P Lending Meski Potensi Kuntungannya Besar

Ciri-Ciri Modus Penipuan Investasi Berkedok Arisan

1. Janji Keuntungan Besar dengan Risiko Rendah

Penipuan investasi arisan kerap kali menawarkan janji-janji keuntungan besar dalam waktu singkat dengan risiko yang dianggap rendah atau hampir tanpa risiko sama sekali.

Mereka mungkin menggunakan istilah seperti "investasi aman" atau "jaminan keuntungan tetap".

Penawaran semacam ini sebenarnya tidak realistis dalam dunia investasi yang sebenarnya, di mana setiap investasi selalu mengandung risiko.

2. Skema Piramida

Beberapa modus penipuan investasi berkedok arisan menggunakan skema piramida, di mana peserta awal mendapatkan imbalan dari pendaftar baru.

Skema ini biasanya tidak berkelanjutan dan akan runtuh ketika tidak ada pendaftar baru yang masuk.

Ibu rumah tangga kerap terjebak dalam skema semacam ini karena dijanjikan keuntungan cepat dan mudah tanpa perlu banyak usaha.

3. Informasi Tidak Jelas atau Rinci

Penipuan investasi arisan sering kali tidak memberikan informasi yang jelas atau rinci mengenai bagaimana uang akan diinvestasikan atau digunakan.

Mereka lebih fokus pada menarik orang untuk bergabung dengan janji-janji keuntungan yang menggiurkan, tanpa memberikan penjelasan yang memadai mengenai mekanisme investasi sebenarnya.

Baca Juga: Waduh! Jual Reksadana Lebih Dini Ternyata Bakal Dikenai 5 Biaya Tambahan Ini

4. Tidak Terdaftar di Otoritas Keuangan Resmi

Investasi yang legal dan terpercaya biasanya terdaftar dan diawasi oleh otoritas keuangan resmi di suatu negara.

Cek apakah penyedia investasi tersebut terdaftar dan memiliki izin yang sah.

Penipuan investasi berkedok arisan seringkali tidak memiliki regulasi atau izin yang jelas, sehingga dapat menghindari pengawasan dan bertanggung jawab atas dana yang diterima.

5. Tekanan untuk Segera Bergabung

Penipu sering menggunakan taktik tekanan agar calon korban segera bergabung.

Mereka mungkin mengatakan bahwa kesempatan ini terbatas atau bahwa banyak orang sudah ikut sehingga harus cepat ambil bagian.

Hindari membuat keputusan terburu-buru dan selalu lakukan penelitian terlebih dahulu sebelum bergabung dengan suatu investasi.

Menghindari Penipuan Investasi Berkedok Arisan

- Penelitian Mendalam: Selalu teliti dan periksa informasi tentang penyedia investasi, termasuk mencari tahu apakah mereka memiliki izin resmi dan diawasi oleh otoritas yang berwenang.

- Tidak Terburu-buru: Hindari membuat keputusan terburu-buru dalam investasi. Berikan waktu untuk mempelajari dengan baik tawaran investasi dan carilah pendapat dari pihak-pihak yang lebih berpengalaman.

Berhati-hati dengan Informasi Pribadi: Jangan memberikan informasi pribadi atau keuangan secara sembarangan kepada pihak yang tidak terpercaya.

Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Waduh! Jual Reksadana Lebih Dini Ternyata Bakal Dikenai 5 Biaya Tambahan Ini