GridFame.id - Nasib malang memang tidak bisa dihindarkan.
Banyak orang memiliki motif tersendiri dalam melakukan tindak kekerasan.
Ada yang disebabkan karena sakit hati, balas dendam, dan dibayar.
Tapi bagaimana jika pembunuhan yang terjadi tidak didasari dengan alasan?
Baca Juga: Mewabah dan Mematikan! Sudah Lebih 1700 Orang Terkena Virus Cina yang Menyebar Melalui Kontak Ringan
Kasus pembunuhan naas ini terjadi di desa Pegayut, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan pada hari Selasa (21/1/2020) pada pukul 07.00.
Korban bernama Muhidin (22) ini ditusuk oleh tetangganya.
Ayah korban bernama Misar mengungkapkan penusukan terjadi saat anaknya sedang mandi di rawa.
Anaknya ditusuk di dada bagian kiri.
Bukan dengan pisau, ternyata tetangganya menusuk Muhidin menggunakan pedang.
"Kata istri saya, anak saya ditusuk tetangga pakai pedang," kata misar saat ditemui wartawan Tribunnews Palembang di kamar jenazah Rumah Sakit Bari.
Awalnya, Misar mendengarkan teriakan anaknya saat sedang berada di rawa.
Misar langsung berlari lantaran khawatir, saat ditemukan ternyata anaknya sudah dalam keadaan memprihatinkan.
Pada saat anaknya menghembuskan nafas yang terakhir, istrinya ada di lokasi sedang memeluk anaknya.
Tetangga yang membunuh anaknya itu diketahui bernama Imron.
Misar mengaku bahwa ia tidak mengerti mengapa anaknya dibunuh oleh Imron. Dirinya menduga bahwa tetangganya memiliki penyakit gangguan jiwa.
Misar juga menambahkan bahwa anaknya tidak pernah bermasalah dan memiliki musuh di kampung.
Pelaku pembunuhan langsung diamankan oleh polisi.
"Sudah diamankan, masih diperiksa," kata Kapolsek Pemulutan AKP Iksan kepada wartawan Tribunnews Palembang.
Nyatanya, tidak sekali dua kali Polsek Pemulutan menangani masalah pembunuhan tanpa motif.
Pada tahun 2019 lalu, Polsek Pemulutan juga mendapatkan laporan adanya pembunuhan seorang pria bernama Alting (45) yang tewas dikeroyok orang tidak dikenal.
Ating meninggal setelah dikeroyok saat pulang menonton Orgen Tunggal.
Naasnya, pria yang dibawa ke Rumah Sakit Bari Palembang ini tidak dapat diselamatkan.
Source | : | Palembang.tribunews.com |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar