GridFame.id - Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo yang dikenal sebagai pakar informatika buka suara tentang Sunda Empire.
Pria yang memiliki gelar kebangsawanan Puro Pakualaman Yogyakarta dipertemukan dengan Ki Ageng Rangga Sasana pada hari Selaa (21/1/2020) di acara Indonesia Lawyers Club.
Ki Ageng Rangga yang mengaku sebagai sekretaris Deris Seventeen sejak Perang Dunia ke-2.
Deris Seventeen itu adalah negara Vatikan, yang dipimpin oleh Paus Paulus.
Ki Ageng menganggap banyak dari warga Indonesia tidak memahami sejarah dengan benar.
Petinggi Sunda Empire ini yakin bahwa setelah kekuasaan Paus Paulus selesai, Sunda Empire akan jadi pengganti.
Sebagai sistem tata negara dunia internasiona, Ki Ageng Rangga tidak terima jika Sunda Empire dianggap kesultanan palsu.
Penjelasan yang bombastis ini membuat Roy Suryo tercengang.
Mendengar penjelasan Ki Ageng Rangga, Roy Suryo malah tertawa terbahak-bahak.
Pasalnya, maraknya kemunculan keraton-keraton baru membuat masyarakat bertanya-tanya, apakah beberapa keraton tersebut asli atau pembohongan publik.
KMRT Roy Suryo menyatakan banyak keraton di Indonesia yang masih eksis memang asli tidak dibuat-buat.
Roy pernah menjadi sekertaris Forum Silaturahmi Keraton Nusantara yang pertama di Yogyakarta.
Kerabat dari Raja-Raja Puro Pakualaman ini membeberkan bahwa keraton resmi di Indonesia yang tercatat di forum jumlahnya sekitar 250.
Bahkan forum ini mengadakan festival setiap tahunnya.
Pasalnya, lelaki ini bisa membedakan keraton asli dan palsu karena tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara.
Bahkan Roy Suryo sebut petinggi keraton, Ki Ageng halu.
"Kacau ini halu ini," katanya.
"Kalau kemudian itu mengada-ada, saya mohon maaf kepada Sunda Empire, kalo kemudian mengada-ada ya saya tentang" ucapnya di Indonesia Lawyers Club.
Pria ini juga berkata perlunya penyelidikan lebih lanjut. Diselidiki mengapa akhir-akhir ini muncul raja-raja baru di Indonesia.
Keraton-keraton harusnya diberikan pembinaan oleh Pemerintah.
Jika terus dibiarkan bisa saja banyak orang mengatasnamakan kraton untuk penipuan.
Silsilah kerajaan memang ada dan bisa dilacak hingga sekarang, kita contoh saja Yogyakarta dan Solo.
Siapa tau keraton-keraton palsu ini memberikan gelar untuk meraup keuntungan.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar