GridFame.id - Isu tentang pelakor atau poligami memang selalu membuat masyarakat khususnya ibu-ibu di Indonesia geram.
Sempat heboh atas beredarnya berita istri antar suami nikah lagi yang membuat geger.
Nampaknya kehebohan tersebut belum redup.
Masyarakat tampak masih antusias mengikuti kelanjutan cerita dari pernikahan viral tersebut.
Kabar itu masih terud dikupas hingga tuntas.
Kini fakta-fakta baru muncul satu persatu.
Beberapa waktu lalu seorang pria di Facebook dengan akun Idham Anwar mengaku keluarga dari pihak istri pertama.
Idham menuliskan bahwa pihak istri pertama merasa kecewa.
Pasalnya tak ada pemberitahuan terlabih dahulu tentang kabar pernikahan tersebut.
Tak hanya itu, warganet juga mencoba mengulik jati diri istri kedua dari pria yang disebut sebagai ustadz tersebut.
Tersebar foto wanita seksi yang diduga istri kedua dari ustadz yang biasa di sapa Abah Cileunjing tersebut.
Baca Juga: Perawatan Wajah Cantik dan Murah Hanya Bermodal Kayu Manis! Kaum Hawa Wajib Catat
Kini kembali beredar video klarifikasi dari Abah Cileunjing tentang pernikahan viralnya.
Video klarifikasi tersebut dibagikan oleh akun Instagram @makassar_iinfo pada Minggu (9/2/2020).
Dalam video tersebut tampak seorang pria yang bertanya kepada Abah Cileunjing.
"Bah, coba bah satu aja alasan abah kenapa nikah lagi?" tanya seorang pria berjenggot pada Abah dalam video tersebut.
"Ya intinya kita belajar mencintai baginda Nabi ya, mengamalkan sebagian sunnah Rasul termasuk menikah," jawab pria beristri dua tersebut.
"Terus umma enggak marah tuh? Gimana cara menjinakkan?" pria berjenggot tersebut menambahkan pertanyaanya.
"Kita udah sepakat melakukan hal ini sejak dua tahun lalu," jawab Abah.
Abah Cileunjing juga menambahkan perihal istri pertamanya yang mencarikan calon istri kedua untuk dirinya.
"Umma tuh carikan calon udah dari dua tahun lalu," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa istri pertamanya juga menjelaskan tentang kerukunan antara kedua istrinya.
"Persiapan mau nikah semua umma yang siapkan. Bahkan waktu itu pamit belanja juga bareng teteh," tuturnya.
Source | : | |
Penulis | : | Hanifa Qurrota A'yun |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar