"Teteh adalah seorang pekerja keras, seorang yang bertanggungjawab terhadap keluarga. Sejak kepergian Ayah, Teteh menjadi tulang punggung, bekerja tanpa lelah demi ibu dan kedua adiknya. Saat usia Teteh 35 tahun, Ibu pernah mengingatkan, agar cari suami, tapi diabaikannya.
⠀⠀⠀
Saat itu Teteh berujar bahwa setahun lagi adik bungsu wisuda, sedang butuh banyak biaya, masalah suami nanti saja, katanya. Teteh percaya, maut, rejeki, dan jodoh, sudah ada yang mengatur, pasrahkan saja sama yang Kuasa, tegasnya. Singkat cerita, setahun berlalu dan Si Bontot wisuda. Sang Bunda pun mengingatkan kembali, agar mencari suami, karena usia.
⠀⠀⠀
Teteh sendiri mengaku, bahwa soal pasangan tak terpikirkan. Kadangkala Teteh keras kepala, bahkan prinsipnya, wanita itu dipinang bukan meminang, usia tak jadi halangan, kenapa harus mencari, imbuhnya. Soal lain tak pernah jadi masalah, tapi kalo sudah bicara pasangan, pasti berdebat.
⠀⠀⠀
Dua tahun kemudian, tiba-tiba tengah malam, dikejutkan oleh suara ketukan pintu kamarnya. Berkali-kali tanya siapa yang mengetuk, tapi tak ada sahutan. Tetehpun langsung panik, bersiap buka pintu dan kabur, kalau-kalau itu adahal hantu. Saat pintu dibuka, telur busuk, tepung, dan air mendarat ditubuhnya seraya melihat ibu serta kedua adik membawa kue dan bernyanyi "selamat ulang tahun".
⠀⠀⠀
Angka 38 menancap jelas di roti lembut berbalut cokelat khas kue ultah. Perayaan ulang tahun yang sederhana namun bermakna, karena sejak malam itu pula, Teteh baru tersadar, hari ulang tahun sendiri saja terlupa. Sadar usia sudah semakin dewasa, berbagai daya dan upaya ia lakukan untuk mendapatkan pasangan, tapi hasilnya nihil. Puncak frustasi, pada usia 40 tahun dan akhirnya Bertemu DENGANKU. Jangan pernah abaikan insting Ibunda, agar tak ada kebuntuan. The End," ceritanya.⠀
Baca Juga: Tepat Jam 12 Malam, Kartika Putri Berikan Ini Pada Suaminya, Ungkap Harapannya Pada Habib Usman
Bila menilik dari cerita yang disampaikan Mbah Mijan, alurnya tak seperti kisah hidup Desy Ratnasari yang sudah pernah menikah sebelumnya.
Source | : | |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar