PB Tangkas, klub Tati Sumirah sejak 1966, sempat menawarkan sang pemain untuk ikut melatih di sana.
Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Tati Sumirah yang mengatakan dirinya tak berbakat untuk menjadi seorang pelatih.
Untuk menyambung hidup, Tati Sumirah sempat bekerja sebagai seorang kasir di sebuah apotek di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Namun, Tati Sumirah yang mendapat uluran tangan dari rekan-rekannya kemudian mendapat pekerjaan baru sebagai tenaga di bagian perpustakaan perusahaan minyak pelumnas di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
PB Tangkas pun merasa kehilangan sosok sang legenda.
Baca Juga: Indonesia Masih Negatif Virus Corona, Ahli Ungkap Inilah Alasan Indonesia Sulit Diserang Covid-19
Menurut Juniarto, Wakil Ketua PB Tangkas, Tati Sumirah bukan hanya pahlawan bagi klub, tetapi juga bagi bulu tangkis Indonesia.
"Kami merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Tati Sumirah. Dia tidak saja pahlawan bagi klub, tetapi juga untuk bulu tangkis Indonesia," kata Juniarto dalam rilis yang diterima Kompas.com.
"Berkat dedikasinya Indonesia pertama kali bisa merebut Piala Uber tahun 1975," ucapnya melanjutkan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar