Aishah juga menceritakan bagaimana keadaan BCL ketika keluarga dari Malaysia tiba di sana.
Meskipun bukan saudara kandung, ia bercerita bagaimana dirinya dan BCL sangat dekat hingga tanpa berbicara, mereka sudah mengerti maksud satu sama lain.
"Kita walk in Bunga of course dipeluk Umi lepas tu dia datang dekat I, and then we just stood and look at each other. (kita hanya berdiri dan melihat satu sama lain) And the we were like, cause kita similar in the sense, kita keep quite (Kami seperti, karena kami punya pikiran yang sama, kita terdiam). But knowing at the same time (Tapi kita tahu) tu kita paling lemah. We just held hands, and then (Kami bergandengan tangan, lalu) kita cuma mengangguk. To me it was like silent conversation macam, 'is this real?', 'yeah, this is real' (Bagiku itu seperti percakapan dalam diam seperti 'apakah ini nyata?', 'ya, ini nyata'," kisah Aishah lagi sambil menahan tangis.
Tentu saja tidak ada yang mau kehilangan orang yang kita cintai.
Begitu juga dengan Aishah.
Tapi ia sadar ia tidak bisa marah atau menyesalinya terlalu dalam karena kepergian kakaknya adalah suratan takdir yang sudah ditulis oleh Tuhan.
Aishah juga menambahkan bagaimana Ashraf sebenarnya pergi dalam keadaan yang paling indah.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar