Hal ini merujuk pada jurnal lain yang dipublikasikan di The Lancet.
Dimana temuan tersebut menyatakan bahwa virus corona mengikat sel target mereka melalui enzim pengonversi ACE2 yang diekspresikan oleh sel epitel paru-paru, usus, ginjal, dan pembuluh darah.
Sehingga reseptor ACE2 disebut memang bisa menjadi pintu masuk bagi virus corona atau COVID-19 ke tubuh manusia.
Meski begitu, bukan berarti masyarakat dilarang untuk mengonsumsi curcumin seperti dalam kunyit atau temulawak di jamu atau empon-empon.
Dalam percakapan tersebut, para ahli sependapat menghimbau sementara untuk menghindari kunyit dan temulawak untuk menghindari virus corona ini.
Terlebih dalam jurnal yang disematkan, tak spesifik menyebutkan bahwa reseptor ACE2 tersebut dari curucumin kunyit atau temulawak.
Sebab enzim receptor ACE2 ini ternyata ada dua jenis yakni yang menempel pada sel seperti COVID-19 di paru-paru dan yang tidak menempel di sel sehingga virus Corona tidak akan berkembang lalu akan mati.
Dalam artian, mesti ada penelitian lebih lanjut terkait hal ini.
Apa lagi dalam jamu atau empon-empon ada berbagai kandungan zat tak hanya curcumin saja yang bisa mningkatkan daya tahan tubuh.
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul Arahan Dosen ITB di Tengah Wabah Virus Corona, Hindari Kunyit dan Temulawak Sementara Waktu
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar