GridFame.id - Semenjak virus corona (Covid-19) masuk ke Indonesia, banyak masyarakat di tanah air yang menjadi rutin mengonsumsi jamu atau empon-empon.
Hal ini dikarenakan keduanya dinilai dapat memperkuat daya tahan tubuh seseorang.
Diketahui orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah memang sangat rentan sekali terserang virus penyebab penyakit, termasuk virus corona.
Seperti dikatakan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, tak ada yang lebih ampuh untuk menangkal Covid-19 selain imunitas tubuh yang kuat.
"Tidak ada di dunia ini yang lebih hebat (menangkal virus Corona), lebih bagus, kecuali imunitas tubuh kita sendiri," kata Terawan dikutip dari Tribunnews (4/3/2020).
Meski begitu, beberapa hari terakhir viral diskusi grup Whatsapp dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) di masyarakat terkait anjuran untuk menghindari beberapa bahan dasar dari jamu dan empon-empon tersebut.
Arahan tersebut diketahui mengatasnamakan Dr. Taufikurrahman selaku Dosen ITB dan Prof. Daryono Hadi Tjahjono yang merupakan Dekan Sekolah Farmasi ITB.
Di mana dalam percakapan yang tersebar disebutkan bahwa masyarakat sebaiknya menghindari konsumsi kunyit dan temulawak untuk sementara waktu.
Pasalnya kedua bahan alami tersebut diketahui memiliki kandungan curcumin.
Baca Juga: Ada Cara Mudah Buat Masker dengan Barang Dapur, Dijamin Sama Ampuhnya Tangkal Virus Corona!
Menurut rujukan jurnal NCBI yang tertera dalam pesan tersebut dikatakan bahwa curcumin dapat meningkatkan ekspresi enzim ACE2 (Angiotensin-converting-enzyme2) dalam intermyocardium relatif terhadap kelompok reseptor angiotensin II (Ang II).
Sehingga dapat digunakan sebagai agen terapi tambahan dalam pengobatan pasien gagal jantung.
Namun enzim ACE2 ini disebut dalam percakapan dosen tersebut justru bisa sebagai receptor Covid-19 yang bisa membuat tubuh lebih mudah terjangkit virus corona.
Hal ini merujuk pada jurnal lain yang dipublikasikan di The Lancet.
Dimana temuan tersebut menyatakan bahwa virus corona mengikat sel target mereka melalui enzim pengonversi ACE2 yang diekspresikan oleh sel epitel paru-paru, usus, ginjal, dan pembuluh darah.
Sehingga reseptor ACE2 disebut memang bisa menjadi pintu masuk bagi virus corona atau COVID-19 ke tubuh manusia.
Meski begitu, bukan berarti masyarakat dilarang untuk mengonsumsi curcumin seperti dalam kunyit atau temulawak di jamu atau empon-empon.
Dalam percakapan tersebut, para ahli sependapat menghimbau sementara untuk menghindari kunyit dan temulawak untuk menghindari virus corona ini.
Terlebih dalam jurnal yang disematkan, tak spesifik menyebutkan bahwa reseptor ACE2 tersebut dari curucumin kunyit atau temulawak.
Sebab enzim receptor ACE2 ini ternyata ada dua jenis yakni yang menempel pada sel seperti COVID-19 di paru-paru dan yang tidak menempel di sel sehingga virus Corona tidak akan berkembang lalu akan mati.
Dalam artian, mesti ada penelitian lebih lanjut terkait hal ini.
Apa lagi dalam jamu atau empon-empon ada berbagai kandungan zat tak hanya curcumin saja yang bisa mningkatkan daya tahan tubuh.
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul Arahan Dosen ITB di Tengah Wabah Virus Corona, Hindari Kunyit dan Temulawak Sementara Waktu
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar