China pun coba membantunya dengan mengirim masker, persediaan medis, dan para ahli.
Semudah itukah China membalikkan citranya?
Tentu tidak, karena baru-baru ini Negeri "Tirai Bambu" harus terlibat adu mulut dengan Amerika Serikat (AS).
Presiden AS Donald Trump berulang kali menyebut virus corona sebagai "virus China".
Trump juga menuduh China kurang memberi informasi secara transparan, yang berakibat jumlah kasus virus corona kini mencapai 240.000 di seluruh dunia.
Dalam sebuah konferensi pers Kamis (19/3/2020), orang nomor satu di Negeri "Uncle Sam" tersebut mengatakan "dunia harus membayar mahal".
Tak pelak, kalimat yang terlontar dari mulut Trump langsung memantik api pertikaian.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar