GridFame.id - 8 April 2020 mendatang, status lockdown di Kota Wuhan, China, di mana kasus Virus Corona COVID-19 bermula, akan dicabut sebagian.
Pembatasan perjalanan di seluruh Provinsi Hubei, di mana kota Wuhan berada, akan dicabut mulai tengah malam pada hari Selasa bagi penduduk yang sehat.
Satu kasus virus baru dilaporkan di Wuhan pada hari Selasa setelah hampir seminggu tidak ada kasus baru yang dilaporkan, seperti diwartakan BBC, Rabu (25/3/2020).
Sementara itu, sebuah penelitian yang dipimpin oleh sekelompok dokter China menyebutkan kalau 60% orang yang tertular virus corona di kota Wuhan, China tengah tidak menunjukkan gejala atau hanya menunjukkan gejala sangat ringan tidak dilaporkan kepada pihak berwenang.
Perkiraan ini didasarkan pada sekitar 26.000 kasus yang dikonfirmasi laboratorium yang dicatat di kota itu, antara Desember sampai Februari.
Dilansir dari South China Morning Post, para peneliti menggunakan tes lab sebagai dasar penilaian mereka daripada data pemerintah China pada kasus yang dikonfirmasi karena pihak berwenang menggunakan manifestasi gejala dan scan paru-paru abnormal untuk mengklasifikasikan pasien.
Data tes laboratorium memungkinkan para dokter dari Tongji Medical College di Wuhan, Fudan University dan Harvard University, untuk membuat model terlepas dari apakah pasien memiliki gejala corona atau tidak.
Studi ini menyebut kasus asimptomatik dan sangat ringan sebagai "kasus yang tidak ditentukan" dan meminta perhatian untuk mengukur ukuran dan penularannya.
“Di sini, kasus yang tidak pasti termasuk kasus tanpa gejala dan mereka yang memiliki gejala ringan yang dapat pulih tanpa mencari perawatan medis dan dengan demikian tidak dilaporkan kepada pihak berwenang,” kata para peneliti.
Baca Juga: Heboh 4 Warga Purbalingga Positif Corona & Semuanya dari Jakarta, Bagaimana Nasib Mudik Tahun Ini?
"Kami menemukan bahwa setidaknya 59% dari kasus yang terinfeksi tidak dipastikan di Wuhan, berpotensi termasuk kasus tanpa gejala dan gejala ringan," lanjutnya.
Mereka memperkirakan ada 26.252 kasus yang tidak menunjukkan gejala di Wuhan pada 18 Februari.
Makalah ini tidak mengungkapkan berapa banyak kasus yang dikonfirmasi laboratorium yang digunakan untuk pemodelan asimptomatik.
Data publik Tiongkok untuk kasus yang dikonfirmasi tidak mencerminkan kasus tanpa gejala.
Kasus-kasus ini dilacak tetapi disimpan di bawah kategori yang terpisah, menurut pedoman negara tentang kontrol dan pengawasan yang diterbitkan pada 7 Maret.
Studi tersebut mengatakan bahwa berdasarkan model mereka, jumlah total infeksi di seluruh kota pada 18 Februari bisa melebihi 125.000.
"Kami memperkirakan jumlah kumulatif kasus yang dikonfirmasi menjadi 26.252 kasus pada 18 Februari, mendekati jumlah yang dilaporkan aktual sebanyak 25.961 kasus, sedangkan perkiraan jumlah kumulatif total kasus adalah 125.959 kasus," tulis laporan tersebut.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Menjelang Pencabutan Status Lockdown di Wuhan, Ilmuwan China Sebut Ada 26.000 Kasus Virus Corona Tak Terdeteksi di Daerah Tersebut
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar