GridFame.id - Para peneliti mengungkapkan munculnya beberapa penyakit baru bisa disebabkan karena biodiversitas atau keanekaragaman hayati telah rusak.
Hal ini disampaikan oleh Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat, Veteriner, dan Karantina Hewan, drh. Tri Satya Putri Naipsos.
Ahli yang sering dipanggil Tata ini mengungkapkan bahwa penyakit yang dibawa oleh hewan biasanya tak menyerang manusia.
Baca Juga: Singgung Tentang Covid-19, Mbak You Malah Sarankan Untuk Beli Ubi dan Kentang, Ada Apa?
Berbagai virus yang disebarkan oleh hewan biasanya menyebarkan virusnya kepada hewan lain.
Contohnya adalah pantogen corona yang dibawa oleh spesies kelelawar, biasanya akan disebarkan ke inang barunya, yaitu trenggiling.
Trenggiling dipercaya sebagai inang perantara yang membawa Covid-19 ke kelelawar.
Tata mengungkap bahwa persebaran Covid-19 disebabkan karena adanya lompatan virus antarspesies.
Lompatan spesies ini terjadi karena banyak dari binatang sudah tak memiliki tempat tinggal lagi untuk melanjutkan kehidupannya.
Tak jarang ditemui beberapa binatang tinggal di perkotaan besar dan mencari makanan di tempat-tempat kotor.
Selain itu, kegiatan merusak lingkungan juga bisa menyebabkan perubahan lingkungan yang membuat banyak binatang tak bisa lagi bertahan hidup hingga terpaksa pergi dari hutan.
Baca Juga: Bukannya Sehat dari Corona, Pakai Hand Sanitizer di Dekat Kompor Justru lebih Berbahaya
Persebaran virus ini diperparah dengan perdagangan satwa liar, kerusakan habitat, dan perubahan iklim yang membuat virus ini menginfeksi manusia.
Persebaran virus baru ini ternyata tak terjadi kali ini saja.
Tata mengungkap sekitar satu atau dua dekade lalu, hutan yang mulai rusak membuat beberapa satwa liar eksotik menyebarkan penyakit baru ke manusia.
Penyakit tersbeut diantaranya Ebola, HIV, dan demam berdarah.
Gangguan terhadap satwa memang sering tak disadari oleh manusia.
Gangguan itu diantaranya penebangan, penambangan, dan perburuan satwa liar yang bisa mengancam keanekaragaman hayati.
Selain itu, urbanisasi masyarakat yang melupakan keseimbangan alam juga akan berakibat buruk hingga menimbulkan berbagai wabah.
Tata menegaskan, cara melawan pandemi bukanlah membunuh binatang yang memiliki pantogen yang bisa menyebabkan penyakit baru.
Cara terbaik adalah dengan tidak merusak tempat tinggal satwa liar yang bisa menyebarkan penyakit zoonotik atau penyakit khas yang dibawa binatang.
Penyakit yang dibawa oleh binatang ini bisa saja terjadi lagi di masa depan jika manusia tak pernah menghargai alam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusaknya Biodiversitas karena Ulah Manusia Picu Munculnya Covid-19"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar