GridFame.id - Kabar kurang menyenangkan datang dari dokter sekaligus influencer dr. Tirta Mandira Hudhi.
Beberapa waktu lalu, dr. Tirta yang aktif menjadi relawan untuk melawan Covid-19 dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).
Ia mengabarkannya status PDP dirinya itu lewat unggahan di Instagram pribadinya.
Namun, setelah melakukan rapid test, Tirta dinyatakan negatif virus corona.
Akan tetapi, sayangnya dokter muda ini justru harus menelan pil pahit soal kondisi kesehatannya.
Lewat Twitternya, Tirta mengabarkan bahwa dirinya ternyata mengidap penyakit ganas yang bahkan tak ada obatnya.
"Jujur aje, ABIS Diperiksa, faktanya lebih ngecewain, paru paru gue kotor banget karena rokok. Gue suspect Copd (PPOK) dan bronkitis kronis. Padahal ni penyakit usia tua. Ini akibat rokokan banyak. Kalo PPOK sulit sembuh :( ga nular tapi sulit sembuh," tulis Tirta di Twitter.
PPOK adalah singkatan dari penyakit paru obstruktif kronis, yang artinya Tirta mengidap penyakit bronkitis kronis.
Penyakit tersebut merupakan penyakit pernapasan yang menyebabkan seseorang sulit karena tersumbatnya saluran udara di paru-paru.
Menderita penyakit mematikan di usia yang masih muda, dr. Tirta pun mengakui kesalahan fatal yang dilakukannya.
Penyakit ini dideritanya karena sang dokter aktif merokok dan menyebabkan adanya penyumbatan dalam paru-parunya.
Lewat unggahan di Instagram pribadinya, lelaki 28 tahun ini pun membagikan foto rontgen paru-parunya.
"Ya saya akui saya bodoh merokok, udah tenaga medis merokok," ungkapnya.
Unggahannya itu pun ia jadikan pelajaran untuk para perokok agar mengetahui bahayanya.
"Sebarkan postingan ini agar sekitarmu mengerti efek rokok
•
Ini gambaran x ray paru saya, 28 tahun, ditemukan gambaran emfisematous, udara menumpuk diparu, dan menggeser diafragma saya sampe ke bawah ke SIC 6
•
Batuk dan demam saya pertanda dari Allah, bahwa penyakit paru saya memburuk akibat kebodohan saya sendiri
•
Makasih ya Allah , karena diberi sakit , agar saya tersadar dari kebodohan saya sendiri," ujarnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Menurut keterangan Tirta, penyakit yang dideritanya itu sangat berpotensi untuk membuatnya terserang kanker.
"Akibat dari ini, paru bisa masuk udara tapi susah keluar, sehingga mengakibatkan saya sering batuk ringan apalagi pagi dan pengumpulan dahak kalo pagi. Endingnya PPOK TOTAL, nafas nanti harus pake trakeotomi (dibolongin tenggorokannya kaya poster)
•
Ini adalah gambaran PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS / PPOK / BRONKITIS KRONIS
•
Dan saya 28 tahun. Penyakit ini memicu kanker paru sampe beberapa kali lipat. Dan saya potensi terkena ca paru di masa depan," jelasnya.
Ia pun kembali menegaskan bahwa penyakit ini tak ada obatnya dan akan dibawanya hingga mati.
Satu-satunya cara untuk meringankan penyakitnya adalah dengan berhenti merokok dan menjauhi asap rokok/
"Obat? Ga ada. asepnya bakal d paru gitu aja terus. Sampe kapanpun ya saya akan mudah sesek nafas
•
Satu2 nya cara berenti merokok dan menjauhi asap rokok," terangnya.
Hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk meminta bantuan Kementerian Kesehatan Indonesia untuk menyerukan kampanye antirokok atau stop merokok.
"Tampk paru2 gue kebanyakan udara, dan diafragma menurun, dx :GEJALA PPOK / bronkitis kronis akibat rokok. Makanya batuk2
28’tahun kena gejala ginian. Oke gue call staf menkes , bu kirana namanya. Langsung jadi satgas edukasi stop rokok :((," ungkap Tirta di Twitter.
"Stelah ini, saya memutuskan membantu @kemenkes_ri kampanye stop merokok dan semoga kanker paru ga menghampiri saya
•
Saya adalah bukti berjalan dan bukti yg masih hidup
#stoprokok ! #edukasi !" tambahnya lewat Instagram.
Lihat postingan ini di Instagram
Pada unggahan lainnya, Tirta pun kembali menegaskan dan mengajak masyarakat untuk berhenti merokok.
Ia juga menunjukkan bahwa orang yang berstatus ODP atau PDP belum tentu positif corona.
"Stop rokok. Kapok ane. Untung ga mati. Begitu kata dr lukas sp PD dokter @kartikahospital
•
Ingat ODP DAN PDP BUKAN POSITIF CORONA !!!!! JANGAN SALAH KAPRAH
•
Info yg mengatakan saya POSITIF CORONA ITU HOAX !" pungkasnya.
Source | : | Instagram,Twitter |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar