GridFame.id - Persebaran virus corona memang membuat masyarakat lebih waspada.
Pasalnya, melawan Covid-19 dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah telah mengeluarkan imbauan untuk melakukan isolasi diri dan social distancing.
Walaupun demikian, imbauan dari pemerintah nampaknya masih banyak yang menghiraukan.
Beberapa daerah di Indonesia bahkan telah mengeluarkan tindakan tegas dengan cara melakukan karantina wilayah.
Melihat hal tersebut, Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia melakukan kajian perhitungan matematis terhadap wabah Covid-19 di Indonesia.
Para peneliti mengunggah perhitunggannya di Instagram @ilunimathui pada Selasa (31/3/2020).
Dalam hitungan matematis, para peneliti membuat tiga skenario yang dihitung sejak 1 April 2020.
Perhitungan pertama
Skenario pertama yaitu jika pemerintah tidak membuat kebijakan secara tegas dan tidak ada langkah pencegahan.
Dalam skenario pertama, puncak pandemi Covid akan bertambah sebanyak 11.318 kasus baru, dan kasus positif mencapai ratusan ribu kasus.
Dalam skenario pertama, pandemi akan berakhir pada akhir Agustus atau awal September.
Baca Juga: Bukannya Sehat, Makan Makanan ini Justru Mengundang Corona Masuk ke dalam Tubuh
Perhitungan kedua
Skenario pertama yaitu jika kebijakan sudah ada, tetapi masyarakat tidak disiplin mengikuti aturan.
Oleh karena itu, para peneliti menghitung pada tanggal 2 Mei mencapai puncak wabah Covid-19.
Kasus positif terhitung akan mencapai 60.000 kasus.
Jika skenario kedua ini benar adanya, pandemi akan berakhir di akhir Juni atau awal Juli.
Perhitungan ketiga
Skenario ketiga yaitu jika kebijakan yang ada dilangsungkan secara tegas dan masyarakat disiplin mengikutinya.
Skenario ketiga menghitung bahwa puncak pandemi akan terjadi pada 16 April dengan kasus baru sebanyak 546 kasus baru.
Dalam perhitungan ketiga, para peneliti mencatat akan tembus 17.000 kasus positif Covid-19.
Dalam skenario ini, pandemi berakhir pada akhir Mei atau awal Juni.
Source | : | |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar