"Hanya memasukkan nomor HP dan NIK, kemudian mengidi data. Dengan cara sederhana ini, kami bisa mengetahui dengan presisi mengenai jumlah dan siapa saja yang mudik termasuk alamat dan riwayat perjalanan para pemudik," terang Ganjar.
Hal itu harus dilakukan guna memantau kesehatan serta menyiapkan tempat karantina untuk para pemudik yang datang ke Jawa Tengah.
Tak sampai disitu, Ganjar juga mengatakan bahwa mengisi data di aplikasi Siaga Mudik bukan berarti pemudik bisa lolos begitu saja.
Begitu tiba di kampung halaman, mereka harus menjalani karantina.
"Kalau tidak mau repot ya ikuti anjuran saya pertama tadi, jangan pulang kampung dahulu," ucap Ganjar tegas.
Baca Juga: Ternyata Selama ini Kita Sudah Salah Besar, Kebiasaan ini Justru Bikin Masakan Jadi Makin Berbahaya
"Sampai sekarang saya meyakini cara terbaik menahan laju penyebaran Covid19 adalah mencegah orang-orang datang dari daerah zona merah menuju daerah. Makanya saya tetap meminta teman-teman di perantauan tidak mudik dahulu ke Jawa Tengah," tulis Ganjar di keterangan unggahannya.
"Tapi kalau terpaksa harus mudik, saya punya dua syarat. Teman-teman mengisi data di aplikasi Siaga Mudik kemudian sampai kampung halaman bersedia di karantina 14 hari. Jika tidak mau, silahkan tetap di posisi masing-masing sampai wabah ini berakhir," imbuhnya.
Hingga saat ini, di Jawa Tengah sendiri telah terdapat 133 kasus dan Pemerintah Provinsi tengah berupaya menghentikan pertambahan jumlah pasien terinfeksi.
Source | : | |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | GridFame Editorial |
Komentar