Studi yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah mengatakan bahwa penerapan social distancing yang berselang-seling dibutuhkan sampai kira-kira tahun 2022 mendatang jika tidak ada vaksin atau obat farmasi yang mampu menyembuhkan virus corona.
Penelitian itu mengungkapkan bahwa total kejadian infeksi akibat Covid-19 selama lima tahun ke depan akan sangat bergantung pada sirkulasi teratur setelah gelombang pandemi di awal.
Pada akhirnya, tergantung pada durasi kekebalan yang diberikan oleh infeksi Sars-Cov-2 itu.
Para peneliti mempelajari virus corona lain yang berkaitan dengan virus corona novel (saat ini) yang menyebabkan Covid-19 mensimulasikan sejumlah hasil potensial untuk pandemi saat ini.
Mereka berpendapat menerapkan langkah-langkah jarak sosial yang dilakukan hanya satu kali dapat mengakibatkan "epidemi puncak tunggal berkepanjangan" yang melelahkan sistem perawatan kesehatan.
"Jarak yang terputus-putus (berselang-seling) mungkin diperlukan hingga tahun 2022 kecuali jika kapasitas perawatan kritis meningkat secara substansial atau pengobatan atau vaksin (telah) tersedia," begitu ungkap para peneliti dalam studi tersebut.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar