Dia menjelaskan terapi antibodi plasma darah pasien sembuh covid-19, juga dikembangkan negara lain, seperti Amerika Serikat, Iran, Jepang dan Inggris.
“Plasma itu terdiri dari zat pengencer juga adanya imunitas yang disebut imunoglobulin, kemudian tanpa sel leukosit dan sel eritrosit.
Ini sudah dilakukan di Thailand, Inggris, Amerika Serikat,” paparnya.
Baca Juga: Belum Temukan Titik Terang, WHO: 'Krisis Corona Belum Berakhir Dalam Waktu Dekat'
Namun keterbatasan alat terap plasma darah yang ada di Indonesia menurut dia bukan menjadi kendala.
“Untuk alat itu tidak masalah di Indonesia. Masalahnya adalah inisiasi awal bagaimana itu didorong."
Djoko menilai masalah di Indonesia berada di keterlambatan penerapan priotitas terapi plasma darah ini.
Source | : | Tribunnews Wiki |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar