Per Januari 2020 tercatat 2.044 obyek-obyek dekat bumi (NEOs) diklasifikasikan sebagai obyek yang berpotensi membahayakan bumi (Potentially hazardous object, PHO).
Beberapa syaratnya antara lain mereka memiliki jarak persimpangan orbital minimum dengan Bumi kurang dari 0,05 Satuan Astronomi ( atau 19,5 kali jarak bumi-bulan) dan memiliki magnitudo absolut sebesar 22 atau lebih cerah.
Beruntung, 98 persen dari objek yang berpotensi bahaya tersebut tidak akan berdampak pada bumi setidaknya hingga 100 tahun ke depan.
Manusia semakin menyadari potensi bahaya dari benda-benda luar angkasa tersebut.
Tidak dapat disangkal bahwa dampak hantaman di masa lalu dipandang berperan penting dalam membentuk sejarah geologis dan biologis bumi.
Termasuk kepunahan dinosaurus 66 juta tahun yang lalu, dipercaya akibat hantaman asteroid yang berdampak pada bencana global di bumi.
Oleh karena itu, mitigasi terhadap bencana obyek-obyek yang berasal dari luar angkasa terus dikembangkan.
Efek kegelapan akibat kabut
Lalu, bagaimana dengan kemungkinan terjadinya peristiwa diselimutinya bumi oleh kabut tebal yang mampu menghalangi sinar matahari dan mengakibatkan kegelapan total?
Studi terbaru yang dimuat dalam the Proceedings of the National Academy of Sciences mengenai bukti sebab kepunahan dinosaurus bisa menjadi petunjuk mengenai apa yang terjadi saat bencana besar 66 juta tahun yang lalu tersebut.
Teori tentang dampak Asteroid besar yang menghantam bumi pada kepunahan dinosaurus adalah skenario yang paling kuat menurut para ahli.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar